Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Bidang Kesehatan (Siskohatkes), mencatat Senin (26/5/2025), jumlah jemaah haji Indonesia yang wafat sebanyak 62 orang. Dari jumlah tersebut, 19 orang di antaranya wafat akibat serangan jantung, yang disebabkan oleh kondisi seperti penyakit jantung iskemik akut dan shock cardiogenic.
Angka kematian tersebut dinilai cukup memprihatinkan. Oleh karena itu, Kemenkes mengimbau jemaah—terutama kelompok lansia dan penderita penyakit penyerta—untuk lebih berhati-hati dan bijak dalam menjalani ibadah sunah selama di Tanah Suci.
Menurut dr. Agus Sulistyawati, Sp.S, dari Tim Visitasi Kesehatan, mayoritas jemaah yang wafat sebelumnya sudah memiliki riwayat penyakit jantung dan komorbiditas, namun tetap menjalani aktivitas fisik yang berlebihan.
Satu Jemaah Haji Aceh Asal Pidie Wafat di Makkah
Sementara itu seorang jemaah haji asal Pidie yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) BTJ-08, Rusli Sulaiman (62 tahun) wafat di Arab Saudi, Senin, 26 Mei 2025, jam 13.30 Waktu Arab Saudi.
Informasi ini disampaikan Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Aceh, Azhari setelah menerima kabar dari petugas haji kloter BTJ-08 di Arab Saudi.
Azhari menjelaskan, berdasarkan sertifikat kematian (CoD), almarhum didiagnosa mengalami syok kardiogenik karena penyakit jantung iskemik kronis. Almarhum juga memiliki riwayat penyakit gula (diabetes melitus tipe 2) dan hipertensi..
Untuk fardhu kifayah, menurut Ketua Kloter 8, Zarkasyi, direncanakan salat jenazah di Masjidil Haram.
Jemaah calon haji diimbau untuk menjaga kesehatan dan keselamatan diri tetap menjadi prioritas utama, terutama menjelang puncak haji di Armuzna. Jemaah juga diingatkan untuk menghindari aktivitas di siang hari yang panas, serta memakai alat pelindung diri seperti masker, payung, kacamata hitam, dan alas kaki. Disarankan juga untuk mengonsumsi air secara teratur hingga dua liter per hari, serta minum oralit sekali sehari guna mencegah dehidrasi.
Jemaah calon haji yang memiliki obat, diminta minum obat sesuai aturan. Periksa kondisi tubuh minimal tiga kali seminggu, hindari stres, dan perbanyak zikir. Jemaah juga diimbau untuk menekankan pentingnya kerja sama antarjemaah, khususnya dalam mendampingi lansia dan mereka yang memiliki komorbiditas, agar mereka tidak menjalani ibadah yang membahayakan kesehatannya. (Yan)