Lintas Laweung-Padang Tiji Masih Amblas, Jalur Macet Parah

Kondisi jalan amblas di kawasan Lintas Laweung-Padang Tiji semakin melebar. Hal ini diakibatkan hujan dengan intensitas tinggi kembali mengguyur kawasan tersebut. Alhasil antrean kendaraan menuju Pidie dan sebaliknya dari Pidie menuju Banda Aceh terhambat dan mengalami kemacetan panjang.

Naedi (40) seorang sopir angkutan penumpang minibus L-300 jalur Banda Aceh-Aceh Utara, mengatakan, dirinya sudah melakukan perjalanan sejak Selasa Siang pukul 12.00 wib, namun hingga pukul 18.00 wib, masih terhenti di kawasan turunan Gunung Seulawah, akibat kemacetan yang terjadi.

“Sudah dari siang, disini, terus hujan lebat juga, kami belu bisa jalan, macetnya kira-kira ada 2 kilometer,” ujar Naedi.

Sementara itu Rusta (46) warga Panton Labu, mengaku membatalkan perjalanan balik ke kampung, karena tidak adanya angkutan umum, karena terhambatnya jalur lintas Laweung-Padang Tiji.

“Rencanannya saya dan anak saya mau balik pulang kampUng, karena urusan di Banda Aceh sudah selesai, tapi keberangkatan terpaksa dibatalkan dan harus melihat situasi besok pagi, apakah ada angkutan atau tidak, karena jalan rusak dan macet di Laweung,” jelas Rustam, Selasa (31/01/2023).

Kemacetan diperparah lagi akibat adanya truck pengangkut Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit mentah yang terperosok saat melintasi jalan lintas Banda Aceh-Medan tepatnya di jalan ambles Kilometer (KM) 81 Gampong Simpang Beutong, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie mengakibatkan lalu lintas macet total.

Personel Sat Lantas dibantu pihak terkait sedang berusaha mengevakuasi mobil CPO tersebut. Disamping kondisi jalan KM 81 juga sedang masa penimbunan dari ambles karena longsor sejak sepekan lalu.

Sementara di Simpang Laweung, personel Sat Lantas Polres Pidie mengarahkan kendaraan untuk melewati jalur pesisir Laweung- Krueng Raya guna mengurangi kemacetan.

Jalur Laweung-Padang Tiji merupakan jalur utama lintas Banda Aceh-Medan.  Sejak Kamis (26/01/2023) jalur Lintas Banda Aceh-Medan di kawasan Laweung-Padang Tiji ini ambles. Kondisi ini membuat jalur lalu lintas macet, karena kendaraan hanya bisa melintas satu jalur. Hujan lebat dalam beberapa hari terakhir diduga menjadi penyebab amblesnya tanah di jalan lintas kilometer 80-81.

Berdasarkan hasil peninjauan, penyelidikan dan pengamatan, serta analisis geologi, di lintasan badan jalan nasional Km 80-81 itu, ada 6 lokasi titik longsor.

Mahdinur, menjelaskan, ada beberapa faktor secara geologi yang menyebabkan terjadinya longsoran atau pergerakan tanah di sekitar KM 80 Jln. Banda Aceh-Medan. Salah satunya karena jenis batuan pada lokasi berupa satuan tuf yang berumur kuarter dari formasi gunung api Lam Teuba.

“Satuan tuf mengandung lempung yang mudah menyerap air. Lempung akan mengalami pengembangan (swelling) saat menyerap air sehingga membuat ikatan antar butir menjadi tidak stabil,” jelas Mahdinur.

Batuan ini juga bersifat lepas dan belum terkompaksi, sebut Mahdinur, sehingga rentan terhadap longsor. Selain itu curah hujan yang tinggi menyebabkan material menjadi lebih berat yang meningkatkan beban sehingga terjadi gerakan tanah. (Yan)

Tulisan Terkait

Bagikan Tulisan

spot_img

Latest articles

Newsletter

Subscribe to stay updated.