Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) memberikan subsidi harga kedelai sebesar Rp1.000/Kg kepada perajin tahu tempe yang ada di Aceh. Subdisi dilakukan seiring dijalankannya program bantuan penggantian selisih harga pembelian kedelai bagi perajin tempe tahu seluruh Indonesia termasuk Provinsi Aceh.
Penyaluran dilakukan secara simbolis oleh Kepala Perum BULOG Divisi regional Provinsi Aceh, Ketua Pusat Koperasi Perajin Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) wilayah Aceh serta perwakilan perajin tahu tempe di Kota Banda Aceh.
Pimpinan Wilayah Bulog Aceh, Irsan Nasution, menyebutkan dengan diberikan harga subsidi oleh pemerintah yang bermitra dengan Puskopti, dapat membantu perajin untuk menjangkau harga kedelai yang lebih murah.
“Mudah-mudahan setelah disubsidi oleh pemerintah, kita harapkan perajin tahu tempe ini bisa mendapatkan harga yang lebih murah, dan para perajin bisa bergabung menjadi anggota Kopti,” katanya.
Ketua Puskopti Aceh, Tansri Jauhari mengatakan program bantuan pengganti selisih harga kedelai sebesar Rp1.000/Kg, sedikitnya akan membantu perajin tahu dan tempe di Aceh, yang selama ini kesulitan mendapatkan kedelai karena harganya yang tinggi.
“Harga tebusan kedelai saat ini sebesar RP11.525. Dengan adanya program subsidi harga kedelai dikurangi Rp1.000 berarti perajin dapat membeli dengan harga yang lebih murah lagi yaitu Rp10.525,” sebutnya.
Kedelai tersebut, kata Tansri, akan disalurkan kepada perajin tahu tempe di Aceh secara bertahap. Puskopti, sebut Tansri, sudah mengajukan permintaan kedelai kepada pemerintah memalui Bulog sebanyak 255 ton untuk satu bulan, namun untuk tahap pertama, Puskopti mengajukan 10 ton yang akan disalurkan pada bulan april ini.
“Program ini akan berlangsung selama empat bulan, dan jika berjalan dengan baik, akan dilanjutkan lagi sesuai dengan komitmen kerjasamanya,” jelas Tansri.
Dia berharap kepada perajin tahu tempe yang ada di Aceh bisa memanfaatkan program tersebut, dalam meringankan beban harga yang dibeli para perajin tahu tempe, dengan menjadi anggota Kopti alias Koperasi Pengusaha Tahu dan Tempe Indonesia.
Abdurrahman (39), pengusaha tahu tempe Santana di Pagar Air, Aceh Besar, mengaku jika program subsidi pemerintah ini menjadi kabar baik bagi perajin tahu dan tempe. Tapi bagi Abdurrahamn dengan subsidi Rp1000, belum bisa menutupi kemerosotan produksi, selama harga kacang kedelei melambung tinggi.
“ Kami belum bisa mengembalikan ukuran tempe, seperti saat harga kedelai murah, jadi penjualannya tetap seperti itu, meskipun ada subsidi, harga jual tahu dan tempe tidak naik, tapi produksinya dikurangi, misalnya ukuran produk,” katanya.
Usaha Produksi Tahu Tempe Santana, sebut Abdurrahman, sehari-harinya menghabiskan 400kg kacang kedelai, dimana 150kg digunakan untuk pembuatan tempe, dan 250kg digunakan untuk produksi tahu. (Yan)