Home Berita Digitalisasi Konservasi Mangrove di Aceh
BeritaFotoHeadline

Digitalisasi Konservasi Mangrove di Aceh

Share
Pekerja sedang mempersiapkan bibit mangrove di pembibitan. Foto: Hotli Simanjuntak/digdata.id
Share

Perwakilan dari pemerintah setempat, akademisi dan perusahaan telekomunikasi Indosat sedang melaksanakan peluncuran program digitalisasi konservasi mangrove di kawasan Lampulo, Banda Aceh, Indonesia, 22 April 2024. Peluncuran program ini juga merupakan rangkaian dari peringatan hari Bumi yang jatuh bertepatan pada tanggal 22 April setiap tahun.

Launching digitalisasi konservasi mangrove di Aceh. Foto: Hotli Simanjuntak/digdata.id

Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) kembali melanjutkan komitmennya untuk melestarikan lingkungan melalui program “Digitalisasi Konservasi Mangrove”. Menggandeng Global System for Mobile Communication Association (GSMA) dan Universitas Syiah Kuala (USK) di Aceh sebagai salah satu wujud dukungan terhadap konservasi mangrove di wilayah pesisir juga sebagai tindakan pencegahan abrasi kawasan pantai berdasarkan pengalaman bencana tsunami yang pernah melanda Aceh pada tahun 2004 lalu.

“Isu perubahan iklim menjadi perhatian global karena dampaknya yang signifikan di seluruh dunia. Program Digitalisasi Konservasi Mangrove menjadi wujud tanggung jawab sosial Indosat di bawah pilar lingkungan melalui edukasi tentang pentingnya keberadaan mangrove dalam keberlanjutan ekosistem lingkungan” Kata Muhammad Buldansyah, Director and Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison

Konservasi mangrove merupakan kebutuhan global di banyak komunitas pesisir. Kerjasama Indosat dengan USK di Aceh dalam bentuk kemitraan berbasis penelitian sbagai langkah mengatasi isu perubahan iklim lewat pemanfaatan teknologi digital. Solusi Internet of Things (IoT), yang diperkenalkan Indosat kepada peneliti dari USK akan diterapkan di lokasi penanaman mangrove di wilayah Lampulo serta lokasi tambak di wilayah Lamno, Aceh.

Bertepatan denga hari Bumi yang jatuh bertepatan 22 April, Indosat juga melakukan penanaman mangrove secara simbolis. Total ada sekitar 15.000 bibit mangrove yang akan ditanam secara bertahap, dimana 2.800 mangrove berasal dari donasi kayawan Indosat melalui program Employee Carbon Offset (ECO).

Pemasangan tag berisi barcode yang akan di gunakan sebagai alat pemantau perkembangan mangrove. Foto: Hotli Simanjuntak/digdata.id

Indonesia memegang peran kunci dalam pelestarian lingkungan dengan sekitar 23% dari total tanaman mangrove dunia, atau setara dengan 3.36 juta hektar. Dengan 43 jenis mangrove tropis, yang mencakup sekitar 80% dari mangrove tropis global, ekosistem ini memberikan manfaat penting bagi kehidupan manusia dan lingkungan. Manfaat tersebut diantaranya sebagai habitat bagi berbagai biota laut, perlindungan pantai dari abrasi, dan penyerapan karbon dengan potensial 4-5 kali lipat lebih besar dari hutan daratan. Inisiatif ini menjadi penting sebagai upaya bersama dalam melindungi dan memanfaatkan ekosistem mangrove secara berkelanjutan.

Indosat mentargetkan program Digitalisasi Konservasi Mangrove ini akan dilanjutkan di Jawa Tengah, Makassar, dan Nusa Tenggara Barat di tahun ini. Kolaborasi dengan universitas setempat menjadi salah satu fokus utama sebagai pusat riset dan inovasi yang penting, tidak hanya memperkuat peran teknologi, tetapi juga memastikan bahwa solusi yang dikembangkan didukung oleh pengetahuan ilmiah dan pemahaman mendalam tentang lingkungan setempat.

Digitalisasi Konservasi Mangrove merupakan kelanjutan dari program Tanam Oksigen yang telah dluncurkan perusahaan, yang didedikasikan untuk mencegah punahnya udara bersih akibat masifnya emisi karbon dioksida. Indosat telah memulai inisiasi secara internal yang melibatkan kayawan perusahaan untuk berperan aktif dalam penanaman mangrove secara digital. Bagi masyarakat umum yang ingin berkontribusi, dapat berpartisipasi langsung melalui ioh.co.id/tanamoksigen dengan melakukan pembelian bibit mangrove. Upaya bersama ini sejalan dengan tujuan besar perusahaan, dalam memberdayakan Indonesia melalui teknologi.

Pusat pembibitan mangrove. Foto: Hotli Simanjuntak/digdata.id
Pemasangan tag berisi barcode yang akan di gunakan sebagai alat pemantau perkembangan mangrove. Foto: Hotli Simanjuntak/digdata.id
Bibit mangrove siap tanam. Foto: Hotli Simanjuntak/digdata.id
Pekerja sedang mempersiapkan bibit mangrove di pembibitan. Foto: Hotli Simanjuntak/digdata.id
Kerjasama dengan pemerintah dan akademisi terkait pemanfaatan teknologi untuk konservasi mangrove. Foto: Hotli Simanjuntak/digdata.id

Foto: Hotli Simanjuntak/digdata.id

Share
Related Articles
Para penyandang thalassemia sedang melakukan transfusi darah di Sentra Thalassemia Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, Kamis (08/05/2025). Poto : YDUA for Digdata.id
BeritaNews

Aruka itu Bernama Thalassemia, sebuah Upaya Menggapai Kesetaraan

…Mereka yang senasib denganku Mereka yang diam-diam menggenggam luka bernama talasemia Mereka...

Jemaah calon haji asal Aceh menerima dana wakaf Baitul Asyi SAR2000 per orang. Poto : Dok Humas Haji Aceh
BeritaHeadlineNews

Jemaah Haji Aceh Terima Dana Wakaf Baitul Asyi

Jemaah haji asal Aceh yang sudah sudah berada di Makkah, Arab Saudi...

BeritaHeadline

Konflik Lahan di Seubeubok Pusaka, Abu Heri Tagih Sikap Tegas Bupati

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), T. Heri Suhadi atau yang akrab...

Warga Teupun Tinggi, Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan, masih bertahan dilokasi PT ASN, menuntut kejelasan lahan plasma desa, Minggu (18/05/2025). Poto : Dok Warga.
BeritaHeadlineNews

Warga Teupin Tinggi Masih Duduki Perkebunan Sawit PT ASN, Minta Perjelas Plasma

Ratusan warga Gampong Teupin Tinggi, Kecamatan Trumon Timur, Kabupaten Aceh Selatan masih...