Ketua IDAI Cabang Aceh: 26 Anak di Aceh Menderita Ginjal Akut

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Aceh, Dr.Syafruddin Haris SpA.(K) mengatakan pihaknya telah melaporkan ada 26 kasus gagal ginjal akut pada anak yang disebut dengan progresif atifikal medium Juni –September 2022.

Dari 26 kasus tersebut 10 diantaranya meninggal dunia. Untuk sebarannya di Banda Aceh mulai terjadi peningkatan ada 41,6 % nyakni ada 3 kasus pada bulan juni, 3 kasus pada bulan juli, 3 kasus pada bulan Agustus dan terjadi peningkatan pada bulan September menjadi 10 kasus. Pasien yang dirawat tersebut rata-berusia 1-2 tahun dan secara persentasenya mencapai 50%.

Syafruddin Haris juga mengatakan 26 pasien ginjal akut ini rata-rata merupakan pasien rujukan dari rumah sakit lain didaerah, dan untuk sebaran kasus tertinggi terjadi di Kabupaten Aceh Tengah dengan persentase 16,6%.

“Kita sudah melaporkan ada pasien 26 kasus seperti yang tercatat di Kemenkes,” kata Ketua IDAI) Cabang Aceh saat ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Aceh, Kamis (20/10/2022).

Menurutnya, anak penderita gagal ginjal yang dirawat di RSUDZA dalam kondisi parah. Saat ini, satu anak disebut dirawat di Ruang PICU dan tiga orang di ruang rawat anak.

Dia menjelaskan, pasien gagal ginjal di Aceh juga ada yang meninggal dunia. Namun Syafruddin tidak merinci jumlah pasien sembuh dan meninggal.

“Angka kematian cukup tinggi, lebih 10 orang meninggal dunia,” jelas Syafruddin.

Dokter anak spesialis ginjal ini juga mengatakan bahwasannya, kasus ginjal akut yang terjadi pada anak baru-baru ini berbeda dengan kasus ginjal akut yang terjadi sebelum-sebelumnya.

Ilustrasi

Untuk anak-anak yang dirujuk ke RSUZA karena mengalami ginjal akut ini rata-rata memiliki gejala yang sama yakni demam, serta ada masalah saluran nafas, masalah di saluran pencernaan juga masalah disusunan saraf pusat. Bahkan ada beberapa pasien yang tidak kencing selama 6 hari tapi saat dilakukan pemeriksaan urine, maka enzim kratininnya tinggi.

Namun saat ditanyai apakah pasien ginjal akut yang dirawat di RSUZA semuanya dipicu oleh konsumsi obat sirup, Syafruddin mengatakan, pihaknya juga belum bisa memastikan karena akhir-akhir ini baru ada sangkaan pemberian obat sirup pada anak dibawah usia 6 tahun menjadi salah satu pemicunya. Tapi masih perlu dilakukan pengujian lagi.

saat ini Kemenkes sudah menghimbau untuk tidak memberikan obat sirup dulu sementara selama dilakukan penelitian terhadap hal tersebut.

 “ Kita sarankan kepada dinas kesehatan propinsi, dinas kesehatann kabupaten kota, dan pelaksana kesehatan tingkat satu harus melakukan edukasi kepada masyarakat perlunya kewaspadaan orangtua yang memiliki usia anak dibawah 2 tahun, dengan memperhatikan gejala demam, urin nya tidak banyak keluar, bahkan tidak keluar sama sekali”Jelas Ketua IDAI Cabang Aceh.

Selain itu ia juga menghimbau kepada para orangtua, ketika anak demam untuk tidak terlalu cepat memberi obat demam. Karena demam pada anak itu adalah awal dari kerja imun tubuh pada anak. IDAI juga mengingatkan untuk tidak mencampur obat dalam jumlah banyak pada anak. (Yan)

Tulisan Terkait

Bagikan Tulisan

Berita Terbaru

Newsletter

Subscribe to stay updated.