Dinas Peternakan Aceh saat ini memperketat pengawasan terkait mobilitas peternakan hewan jenis unggas guna mengantisipasi potensi penyebaran virus Flu Burung H5N1 clade baru 2.3.4.4b di wilayah Aceh. upaya ini dilakukan setelah pihaknya mendapatkan imbauan dan surat edaran dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait kejadian luar biasa penularan Flu Burung di Indonesia.
Selain itu pihaknya juga memberikan penyuluhan terhadap para peternak hewan jenis unggas di kawasan Peukan Bilui Lampeunerut Aceh Besar. Flue Burung Clade Baru 2.3.4.4b dapat menginfeksi pada manusia. Kasus ini sebelumnya ditemukan di salah satu peternakan di Kalimantan Selatan.
Flu burung disebabkan oleh infeksi virus influenza tipe A yang berasal dari burung, bahkan virus ini telah menyerang beberapa negara. Untuk mengatasi hal tersebut, seluruh unggas harus diberi vasinasi atau penyemprotan diinsfektan, termasuk di Aceh.
Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Aceh, Zalsufran, mengatakan meski belum ditemui kasus flu burung di Aceh, namun pihaknya akan mengantisipasi dan meningkatkan kewaspadaan setelah ditemukan flu burung dibeberapa tempat di dunia.
“Kita juga berupaya hal tersebut tidak terjadi di Aceh, langkah awalnya dengan melakukan penyemprotan pada usaha ternak,” kata Zalsufran di Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, Kamis 2 Maret 2023.
Sementara itu, untuk mengatasi penyebaran virus flu burung tersebut pihaknya juga melakukan pemeriksaan di perbatasan terhadap unggas yang masuk ke dalam maupun luar Aceh.
“Kita juga memberikan vitamin pada unggas, dan juga semua unggas disterilkan melalui penyemprotan,” tambahnya.
Namun terkait ciri-ciri, penyebaran, dan antisipasi wabah Flu Burung, serta meminta para peternak yang menemukan unggas miliknya mati secara mendadak segera melaporkan kasus tersebut ke Dinas Kesehatan maupun mantri hewan yang berada di daerah.
hingga saat ini belum ada temuan kasus Flu Burung di Propinsi Aceh, serta belum ditemukan ada dampaknya bagi manusia terkait wabah tersebut.
“Antisipasi harus dilakukan sejak dini, antara lain dengan memperkuat surveilans kesehatan serta deteksi dini di masyarakat,” ujar Kadis Peternakan Aceh
Zalzufran juga mengimbau agar masyarakat yang memelihara unggas harus rutin melakukan pemeriksaan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), sehingga hal mengerikan itu tidak ditemukan di Aceh atau pada unggas milik warga.
” Hingga saat ini belum ditemukan kasus Flu Burung di Aceh dan Jangan samapai saat sudah mewabah baru diatasi,” tuturnya.
Di sisi lain, salah seorang warga pemilik ternak ayam potong di kawasan Darul Imarah, Aceh Besar, Mummad Fuzan, mengatakan upaya penyempotan yang dilakukan pihak Disnak Aceh terhadap unggasnya sangat membantu, mengingat kasus flu burung telah tersebar di dunia.
“Kami berterima kasih sekali, supaya ke depannya tidak adanya flu burung karena sudah diantisipasi duluan,” kata Fauzan.