Muhaimin Iskandar calon wakil presiden nomor urut 1 berpasangan dengan Anis Baswedan ini, menyatakan dana otonomi khusus (otsus) Aceh yang akan berakhir pada tahun 2027itu masih diperlukan untuk membantu pembangunan masyarakat Aceh. Karena, dana otonomi khusus Aceh ini menjadi kebutuhan, proses, penguatan kemajuan masyarakat Aceh.
Oleh karena itu, jika ia menang pada pilpres tahun 2024 nantinya akan memperpanjang dana tersebut sampai hari kiamat. Perpanjangan dana otsut Aceh tersebut menjadi program khusus pasangan Amin untuk daerah serambi mekkah ini. Sebab, dana otsus tersebut menjadi kebutuhan proses penguatan kemajuan masyarakat Aceh.
Namun Ia menekankan, dana otonomi khusus harus dipastikan benar-benar sampai ke masyarakat. Dan tata kelolanya akan dikontrol agar langsung dinikmati rakyat bukan dinikmati pejabat, Ini yang akan mereka upayakan,
“Jadi nanti kalau Amin menang, 2027 tetap otonomi khusus Aceh kita perpanjang,” kata Muhaimin di sela-sela berziarah ke Makam Ulama Kharismatik Aceh Syeikh Abdurrauf Bin Ali Al-Fansury di Banda Aceh, Selasa.
Ia menyatakan, jika dalam perjalanannya dana otonomi khusus benar-benar bisa membantu pembangunan secara optimal, dana tersebut akan diperjuangkan secara permanen.
“Kalau bisa terbukti dinikmati oleh rakyat maka bukan hanya sampai jangka tertentu, kita perpanjang sampai kiamat,”ucapnya lagi.
Diketahui bahwa selepas perjanjian damai MoU Helsinki 2005, Aceh mendapatkan dana otsus Aceh. Dana itu mulai diberikan sejak 2008 dan berakhir sampai dengan 2027. Sampai 2022, besaran dana otsus yang diterima Aceh dari Pemerintah Pusat sebesar 2 persen dari total Dana Alokasi Umum (DAU) Nasional. Namun, mulai 2023 sampai 2027, besaran dana otsus Aceh berkurang menjadi 1 persen dari total DAU nasional.
Dalam Pilpres 2024 mendatang, kata Cak Imin, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan target meraih suara pemilih sebesar 75 persen di provinsi paling barat Indonesia itu, dari total pemilih Aceh pada 2024 mencapai 3,74 juta pemilih.
Kampanye ke Aceh, Cak Imin menyempatkan diri untuk berziarah ke makam ulama kharismaitik Aceh Syekh Abdurrauf As-Singkili, guna mendapat keberkahan. Apalagi, Syekh Abdurrauf merupakan mufti, pimpinan ulama dari Kerajaan Aceh Darussalam dan juga penerjemah Al Quran dalam bahasa Melayu yang pertama di dunia.
Kata dia, Syeh Abddurrauf juga yang membawa ajaran-ajaran tarekat Syattariyah. Dimana tarekat itu menjadi cara pandang dalam hidup dan nyambung dengan dirinya, dan para ulama-ulama di seluruh Indonesia.
“Dengan harapan kita berdoa semoga beliau diterima seluruh amal ibadahnya dan kita mendapatkan berkah dari beliau, untuk selanjutnya memohon kepada Allah agar perjuangan Amin di seluruh Indonesia disukseskan oleh Allah,” ujarnya.