Empat pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Banda Aceh memasuki tahap debat publik dan memaparkan visi-misi serta program yang dirancang untuk pembangunan Kota Banda Aceh lima tahun yang akan datang.
Debat publik pertama untuk calon wali kota dan wakil wali kota Banda Aceh digelar pada Rabu (30/10/2024) malam. Para kandidat tiba di lokasi bersama pendukung, diiringi yel-yel sambil menunjukkan nomor urut masing-masing pasangan calon. Sebelum memasuki ruangan, setiap tamu undangan dan pendukung menjalani pemeriksaan.
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banda Aceh diikuti oleh empat pasangan calon, yaitu Illiza Sa’aduddin Djamal-Afdhal Khalilullah, Zainal Arifin-Mulia Rahman, Aminullah Usman-Isnaini Husda, dan T Irwan Djohan-Khairul Amal.
Calon wali kota nomor urut 1, Illiza Sa’aduddin, menekankan bahwa Banda Aceh sebagai ibu kota Provinsi Aceh tidak boleh tertinggal. Menurutnya, kota ini perlu dipimpin oleh sosok yang berpengalaman dan terbukti.
“Tidak ada kata coba-coba untuk melakukan loncatan besar. Pengalaman kami sebagai anggota DPRK, Wakil Wali Kota, Wali Kota, dan anggota DPR RI adalah modal besar dalam menjalankan pemerintahan ke depan yang efektif dan efisien,” ujarnya.
Politisi PPP yang berpasangan dengan Afdhal Khalilullah ini juga menegaskan, jika terpilih, mereka berkomitmen memberikan 25.000 beasiswa per tahun, menurunkan tarif air PDAM, serta membangun dan merehabilitasi 100 unit rumah layak huni setiap tahun.
Pasangan Zainal Arifin-Mulia Rahman Calon wali kota nomor urut 2, menekankan bahwa mereka adalah pasangan yang hadir dari jalur independen, didorong oleh dukungan dan koalisi masyarakat. “Kami tidak diusung oleh partai politik, melainkan koalisi masyarakat yang ingin perubahan nyata bagi kota ini, dan kami berkomitmen untuk mewujudkan Banda Aceh yang bermartabat dengan nilai-nilai syariat Islam dalam setiap kebijakan publik, termasuk melakukan program magrib mengaji dan penguatan syariat berbasis gampoeng ” katanya. Zainal.
Di bidang pendidikan, pihaknya akan mengupayakan akses pendidikan gratis, program beasiswa, serta pelatihan bagi guru.
Giliran pasangan nomor urut 3 yakni Aminullah Usman-Isnaini Husda, menyampaikan visi mereka untuk menjadikan Banda Aceh sebagai kota islami, gemilang, dan berkelanjutan.
“ Islami berarti mengembangkan kehidupan masyarakat yang berlandaskan Islam. Gemilang mencakup masyarakat yang sejahtera dan inklusif, sementara berkelanjutan berarti kota yang tangguh dan ramah lingkungan,” jelas pasangan nomor urut 3.
Pasangan Aminullah dan Isnaini Husda juga merancang delapan misi, termasuk penguatan syariat Islam dan kesejahteraan yang merata bagi masyarakat.
Tak jauh berbeda dengan tiga pasangan calon lainnya, pasangan calon wali kota – wakil wali kota nomor urut 4, Teuku Irwan Djohan dan Khairul Amal, menyatakan visi mereka untuk mewujudkan Banda Aceh sebagai kota kreatif, islami, terbuka, dan amanah.
“Kami ingin menciptakan kota yang layak huni, investasi, dan dikunjungi,” ujar Irwan Djohan.
Irwan menambahkan bahwa mereka memiliki berbagai program unggulan, termasuk menyediakan seragam dan perlengkapan sekolah gratis bagi siswa SD dan SMP serta membuka bioskop syariah untuk generasi muda.
Pemaparan program penyediaan bisokop syariah sempat menjadi debat hangat antara pasangan calon nomor 1 dan pasangan calon nomor 4.
pasangan calon nomor urut 1 Illiza Sa’aduddin Djamal-Afdhal Khalilullah mempertanyakan program tersebut karena menyangkut dengan aturan syariat islam yang diterapkan di Aceh, termasuk Kota Banda Aceh.
Menyikapi pertanyaan tersebut, Irwan Djohan mengatakan bahwa mengenai bioskop, semua pihak tidak bisa menutup mata dan telinga. Ini adalah inspirasi yang sudah ada sejak lama dan sangat diinginkan oleh banyak warga Kota Banda Aceh. Pihaknya akan menyesuaikan hal tersebut dengan kearifan lokal dan kondisi Aceh saat ini.
“Bioskop harus tetap ada, syariat harus tetap berjalan. Mengenai bagaimana konsep bioskop syariah, nanti saya akan paparkan,” ucap Irwan.
Dikesempatan yang sama, Ketua Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kota Banda Aceh, Yusri Razali mengatakan, debat publik ini menjadi ajang penting bagi calon pemimpin Banda Aceh untuk memaparkan visi dan misi mereka kepada masyarakat menjelang Pilkada.pada 27 November 2024.
Yusri berharap kepada masing-masing pasangan calon wali kota dan wakil wali Kota Banda menggunakan panggung debat perdana ini untuk meyakinkan masyarakat untuk memilih pemimpin di Kota Banda Aceh. Dia juga berharap kepada seluruh warga Kota Banda Aceh yang sudah memiliki hak pilih agar menyaksikan dan menyimak visi misi, program para calon wali kota dan wakil wali kota yang disampaikan saat debat berlangsung yang disiarkan di berbagai saluran penyiaran. (Yan)