Peringati 20 tahun pasca bencana gempa dan tsunami aceh, warga Kota Banda Aceh berduyun mendatangi Masjid Baiturrahman Banda Aceh. Massa menghadiri kegiatan berzikir dan berdoa memperingati 20 tahun pasca bencana gempa dan tsunami Aceh.
Sebelum berzikir, masyarakat di Banda Aceh juga melakukan doa dan hening cipta selama 3 menit diiringi pembunyian sirine.
Suasana baru dan hening sontak terlihat di pusat kota Banda Aceh, saat suara sirine dibunyikan. seluruh kendaraan berhenti sejenak saat mereka sedang melintas dijalan raya.
Suasana yang sama juga terlihat di halaman Masjid Raya Baiturrahman. suasana haru menyeruak, warga tak mampu nenahan air mata.
Masjid Raya Baiturrahman memamg menjadi salah satu saksi bisu akan penyelamatan warga yang melarikan diri dari amukan gelombang besar dan berwarna hitam. Korban selamat dan meninggal dunia bersatu diakhir pusaran air di Halamn masjid 20 tahun lalu. Tak heran semua wrga tak mampu membendung kesedihan dan air mata.
“Tidak mungjin bisa lupa, tidak mungkin, ” ungkap Nurhasanah (65) warga Ulhe Lheu Banda Aceh.
Mursyr (55) warga Lamteumen Barat Banda Aceh ini, juga mengungkapkan hal yang sama. Dengan menggunakan sepeda yang selamat dari terjangan gelombang tsunami, ia datang sejak pagi hari ke Masjid Baiturrahman.
“Berdoa untuk Aceh, untuk para syuhada, dan untuk putri saya yang hilang dan tak ketemu jasadnya, ” ujar Mursyr, tertunduk, Kamis (26/12/2014).
![Warga berdoa di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, pada peringatan 20 tahun Aceh pasca bencana gempa dan tsunami, Kamis (26/12/2024). Mereka datang ke Masjid Raya Baiturrahman, menyimpan jejak sejarah dan menyusun harapan. Poto : Koleksi Pribadi Hendri Abik](https://digdata.id/wp-content/uploads/2024/12/Doa-20th-pasca-tsunami-aceh-di-MRB-1.jpeg)
Suasana hening juga terasa, saat Delisa menceritakan kisahnya sebagai penyintas Tsunami Aceh dan kisah upayanya untuk berjuang hidup dan menggapai kembali semangatnya.
“Terimakasih untuk semua orang yang sudah mendukung saya hingga saya bisa berdiri sampai saat ini, ” ujar Delisa.
Delisa adalah seorang anak perempuan yang hanyut dan kemudian selamat dalam gulungan gelombang tsunami 2004 lalu. Delisa harus kehilangan satu kakinya akibat musibah tersebut. Kisah hidup Delisa diabadikan dalam sebuah film berjudul ” Hafalan Salat Delisa”.
Penjabat Gubernur Aceh, Safrizal ZA, menyebutkan peringatan 20 tahin pasca gemoa dan tsunami tahun ini bertema Beranjak dari Masa Lalu dan Menuju Masa Depan Aceh Bersyariat.
Ditempat yang sama, Safrizal ZA menyebutkan, dari dimensi spiritual, hikmah dari bencana di Aceh bisa lebih memperkuat hubungan dengan sang pencipta dan meningkatkan rasa solidaritas terhadap sesama manuisia.
Peringatan 20 tahun paaca bencana gempa dan tsunami Aceh ditutup dengan tausiah agama yang disampaikan oleh penceramah Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym. (Yan)