Abu Tumin Dimata Milenial

Prosesi pemakaman Ulama Aceh, Tgk H Muhammad Amin Mahmud disesaki ribuan pelayat, baik santri, ulama, pejabat dan masyarakat. Ribuan masyarakat dari sejumlah daerah di Aceh, memadati Komplek Mesjid Dayah Al Madinatuddiniyah Babussalam, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen.

Kepergian Abu Tumin, memang mengejutkan semua masyarakat di Aceh. Kharisma Abu Tumin tidak hanya milik santri dayah, tapi juga mendapat tempat tersendiri di kalangan millennial dan mahasiswa. Di Banda Aceh, sejumlah mahasiswa kampus ternama di Aceh, mengaku terkejut dan kehilangan ketika mendapat kabar kepergian Ulama kharismatik asal Blang Blahdeh, Kabupaten Bireun ini.

Mahasiswa FKIP Universitas Syiah Kuala (USK) yang juga anggota LDF AlMudarris, Naufal Habibi, mengaku terkejut mendengar kabar duka dari Dayah Al Madinatuddiniyah Babussalam Blang Bladeh, Jeumpa Bireuen, ini.

Bagi Naufal, Almarhum Abu Tumin adalah ulama Aceh yang masyhur dalam bidang Fiqh, terutama kalo ada fatwa-fatwa yang berkenaan dengan fiqh dan ibadah-ibadah yang lainnya.

“ Perannya terhadap masyarakat sangat memberi pengaruh, beliau menjadi penyejuk hati bagi umat terutama bagi masyarakat Aceh, apalagi Aceh sebagai daerah konflik, banyak fatwa-fatwa beliau yang menjelaskan bagaimana hubungan antara masyarakat dengan ulama, ujar Naufal.

Keterkejutan yang sama, juga dilakukan oleh Katrun Niza, Mahasiswi Jurusan Bahasa dan Sastra Arab UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.

Menurutnya, Abu Tumin adalah seorang ulama kharismatik Aceh, yang ahli dibidang Fiqh. “Banyak juga orang-orang yang menanyai pendapat kepada beliau baik itu perihal agama ataupun bagian hukum lainnya dan seringkali apa yang beliau keluarkan itu menjadi fatwa dan akan banyak masyarakat yang mematuhinya,” sebit Niza.

Bahkan setiap fatwa yang dikeluarkan akan menyelesaikan kebingungan yang dialami masyarakat.

Haikal Maulana, Ketua Himpunan Mahasiwa Islam (HMI) Komisariat Adab dan Humaniora, juga menyebutkan hal yang sama. Abu Tumin  menjadi panutan oleh para ulama-ulama lainnya, dimana fatwa-fatwa menjadi bahan kajian dan pegangan para ulama lainnya.

“Abu Tumin telah mempersembahkan segenap usianya untuk agama ini, dan telah pula mencurahkan segenap ilmu dan pengabdian nya, mengayomi masyarakat Aceh secara tulus dan ikhlas,” kata Haikal. (Yan)

Tulisan Terkait

Bagikan Tulisan

Berita Terbaru

Newsletter

Subscribe to stay updated.