Mutu pendidikan Aceh hingga saat ini masih jauh tertinggal dari beberapa provinsi lainnya di Indonesia. Secara nasional Aceh berada di peringkat ke 27 satu tingkat lebih unggul dari Provinsi Papua.
Kondisi tersebut menjadi perhatian pasangan terpilih gubernur Aceh Muzakir Manaf dan Fadlullah. Mereka berkomitmen untuk memperjuangkan dana pendidikan bagi mahasiswa dan pelajar di Aceh tanpa ada perbedaan.
Pernyataan tersebut disampaikan Muzakir Manaf yang akrab disapa Mualem pada pertemuan dengan kelompok anak muda atau gen z yang berasal dari berbagai wilayah Aceh di Banda Aceh Sabtu (12/10/2024).
Dalam pertemuan itu mualem menekankan pentingnya pendidikan sebagai fondasi utama dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Aceh. jika kualitas pendidikan rendah maka kualitas SDM juga rendah, sehingga pendidikan harus menjadi fokus utama pihaknya jika terpilih nantinya.
Ia juga menegaskan untuk mewujudkan semua itu dengan menyediakan beasiswa prestasi dan beasiswa bagi keluarga kurang mampu tanpa ada perbedaan baik suku maupun agama.
“Insyaallah, jika kami menang di pilkada nanti, kami akan merealisasikan program beasiswa ini dari tingkat dasar hingga jenjang S3, terutama bagi anak-anak (mahasiswa) yang menjadi tulang punggung keluarga,”tegasnya.
Pendidikan merupakan sektor utama yang perlu perhatian serius terutama untuk mempersiapkan generasi muda Aceh yang mampu bersaing di tingkat Nasional dan Internasional. Begitu juga halnya dengan akses pendidikan yang hingga saat ini belum merata di Aceh, jelas Mualem lagi.
Program Aceh carong yang diusulkan dalam visi misi cagub Aceh Mualem, merupakan perwujudan program kerja pemerintah Aceh dalam bidang pendidikan untuk menyentuh kaum minoritas etnis, minoritas suku dan minoritas akses.
Aceh carong untuk kelompok minoritas juga menjadi program prioritas calon gubernur Aceh terpilih Muzakir Manaf dan Fadlullah.***
Minimnya Beasiswa Untuk Minoritas di Aceh
Bicara tentang peruntukan beasiswa pendidikan tidak semua anak di Aceh memperoleh kesempatan yang sama terutama bagi anak-anak yang memiliki keyakinan dan suku berbeda (Minoritas agama dan suku) meski mereka lahir dan besar di Aceh.
Hal ini dirasakan NS ibu dua anak yang hari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga dan suaminya hanya pekerja serabutan, sejak sekolah dasar hingga SMP kedua anaknya tidak pernah mendapat bantuan pendidikan (beasiswa) di sekolahnya, bahkan informasi adanya beasiswa bagi anak kurang mampu tak pernah diterimanya, begitu juga dengan beasiswa anak berprestasi karena mereka berbeda keyakinan dan suku dengan siswa lainnya di sekolah tersebut.
“Dua tahun terakhir ini baru ada beasiswa KIP(Kartu Indonesia Pintar) yang merupakan program pemerintah pusat yang didata pihak sekolah, awalnya tidak pernah ada beasiswa untuk anak-anak kami”Jelas NS.
Hal yang sama juga dikatakan Bless siswa di salah satu SMP ternama di kota Banda Aceh. Bless merupakan warga Aceh keturunan cina yang beragama kristen tersebut tidak pernah didata sebagai penerima beasiswa siswa berprestasi di sekolahnya. secara ekonomi keluarganya sangat berkecukupan.
“Tidak pernah dapat beasiswa pendidikan, yang ada hanya support kalau ikut lomba bawa nama sekolah, seperti uang pendaftaran dan properti lomba”Jelas Bless kepada Digdata.id
Bless merupakan siswa berprestasi di sekolahnya, ia selalu meraih juara satu di kelasnya, dan juara ke 2 sekolah (juara umum). Ia berharap dengan adanya gubernur terpilih yang baru, minoritas tidak terus terkesampingkan karena mereka juga warga Aceh yang lahir dan besar di Aceh semestinya punya kesempatan dan peluang yang sama dalam dunia pendidikan.***