Home Berita BKSDA evakuasi orang utan dari perkebunan warga Aceh Tamiang
BeritaNews

BKSDA evakuasi orang utan dari perkebunan warga Aceh Tamiang

Share
orang utan sumatra / HO
orang utan sumatra / HO
Share

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mengevakuasi satu individu orang utan sumatra (pongo abelii) yang terisolasi di perkebunan warga di Desa Tanjung Geulumpang, Kecamatan Sekrak, Kabupaten Aceh Tamiang.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh Kamarudzaman yang dihubungi dari Banda Aceh, Selasa, mengatakan orang utan tersebut dengan jenis kelamin jantan. Usia satwa dilindungi tersebut diperkirakan 35 hingga 40 tahun.

“Evakuasi dilakukan guna mencegah interaksi negatif dengan manusia. Orang utan tersebut dalam kondisi sehat saat dievakuasi serta memiliki sifat liar. Evakuasi dilakukan pada Senin (3/3/2025),” katanya, Selasa (4/3/2025).

Keberadaan orang utan terisolasi di perkebunan warga tersebut berdasarkan informasi masyarakat. Dari informasi tersebut, tim Resor Konservasi Wilayah (RKW) Serbajadi dan RKW Langsa, BKSDA Aceh bersama mitra bergerak ke lokasi.

Tim akhirnya berhasil menangkap orang utan tersebut. Dari hasil pemeriksaan, kondisi orang utan dalam keadaan sehat. Orang utan itu juga memiliki sifat alam liar, Tim merekomendasikan orang utan itu tidak perlu dibawa ke tempat karantina, tetapi dilepasliarkan ke habitat.

“Selanjutnya, orang utan itu direlokasi kembali ke kawasan hutan lindung di Kecamatan Bandar Pusaka, Kabupaten Aceh Tamiang. Hutan lindung tersebut merupakan habitat orang utan dengan pakan dan tutupan hutan mencukupi,” kata Kamarudzaman.

Orang utan sumatra merupakan satwa dilindungi. Berdasarkan daftar kelangkaan satwa lembaga konservasi dunia, satwa yang hanya ditemukan di Pulau Sumatra itu berstatus kritis, berisiko tinggi untuk punah di alam liar.

Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk bersama-sama menjaga kelestarian orang utan sumatra dengan cara tidak merusak hutan yang merupakan habitat berbagai jenis satwa dilindungi.

Serta tidak menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup ataupun mati.

Kemudian, tidak memasang jerat, racun, pagar listrik tegangan tinggi yang dapat menyebabkan kematian satwa liar dilindungi. Perbuatan ilegal menyebabkan kematian satwa dilindungi dikenakan sanksi pidana sesuai peraturan perundang-undangan. (Yan)

Sumber : Antara Aceh

Share
Related Articles
Sejumlah pemuda berdiskusi dan kenduri memperingati Haul ke-15 Hasan Tiro di Aceh. Poto : For Digdata.id
BeritaNews

Orang Muda di Aceh, Peringati Haul ke 15 Hasan Tiro

Nama Hasan Tiro, pastinya tak pernah lekang diingatan masyarakat di Aceh. Hasan...

JCH Perempuan asal Embarkasi Aceh bersiap berangkat ke Mekkah.
BeritaHeadlineNews

Jadi Amirul Hajj, Menteri PPPA Pastikan Hak Jemaah Haji Perempuan

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi, memastikan jemaah...

Wahyu Majiah dan Pameran Foto & Video: Kita Berhak Sehat
BeritaNews

Fotografer Perempuan Asal Aceh Tampil di Pameran “Kita Berhak Sehat” di Jakarta

Fotografer perempuan muda berbakat asal Aceh, Wahyu Majiah, menjadi salah satu dari...

JCH asal embarkasi Aceh bersiap berangkjat menuju Makkah. Poto : Fitri Juliana/Digdata.id
BeritaNews

BP Haji Bakal Perbanyak Pembimbing Perempuan pada 2026

Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) Dahnil Anzar Simanjuntak menyampaikan rencana...