Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca ekstrem masih melanda wilayah Aceh dalam dua hingga tiga hari ke depan. Warga diminta mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi.
“Angin kencang, hujan lebat ini hampir merata di seluruh Aceh. Kalau kita lihat dari faktor penyebabnya, kondisi ini bisa bertahan dua hingga tiga hari ke depan,” kata Koordinator Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I BMKG Sultan Iskandar Muda Aceh Besar, Zakaria Ahmad, Selasa (31/05/2022).
Kendati Aceh memasuki musim kemarau, kata Zakaria, kondisi seperti ini lazim terjadi karena dipicu beberapa faktor. Seperti adanya tekanan rendah di Selat Benggal, anomali suhu muka laut di Selat Malaka, laut Andaman hingga Samudera Indonesia bagian Barat Sumatera.
“Serta adanya pergerakan massa udara rossby ekuatorial yang dapat membawa uap air lebih banyak ke Aceh,” jelasnya.
Lanjutnya, Aceh saat ini memasuki musim angin barat dan biasanya angin kencang.
ketika beberapa penyebab ini terjadi secara sekaligus akan menyebabkan pertumbuhan awan konvektif, awan cumulonimbus sehingga dapat menyebabkan hujan sporadis yaitu hujan lebat namun durasi singkat, disertai angin kencang.
BMKG meminta warga untuk selalu waspada, saat angin kencang terjadi hindari pohon-pohon besar yang bisa tumbang dan bangunan-bangunan yang mudah rubuh. Menurut Zakaria, dalam cuaca ekstrem seperti ini kecepatan angin bisa mencapai 100 kilometer per jam, paling rendah 10-20 kilometer per jam.
Selain angin kencang, pihaknya juga meminta warga untuk selalu waspada gelombang laut tinggi, baik nelayan juga penyedia jasa penyeberangan guna menjaga keselamatan bersama.
Dalam tiga hari kedepan tinggi gelombang laut di wilayah Samudera Hindia Barat Aceh bisa mencapai 6 meter, pesisir Utara Sabang, Selat Malaka bagian Utara dan pesisir Barat Aceh bisa mencapai 1,25 – 4 meter.
Namun untuk daerah penyeberangan, kata dia, BMKG memperkirakan tinggi gelombang mulai 0,50 – 2,5 meter, baik penyeberangan Banda Aceh-Sabang maupun di Meulaboh-Sirmeulue, dan ini sudah dalam kategori tinggi. Potensi yang sama juga berlaku untuk perairan Utara Timur Aceh, mulai dari Pidie hingga Aceh Tamiang.
“Kami mengimbau nelayan tidak melaut dulu dalam tiga hari ini terutama untuk Barat Selatan Aceh, wilayah pesisir utara Sabang dan Selat Malaka bagian Utara. Kalau juga harus melaut maka jangan terlalu ke tengah guna menghindari cuaca buruk,” tutpupnya.[acl]