“Kak mulai Minggu depan air naik Rp 6000 ya, karena BBM naik”. Secarik kertas itu dari tulisan tangan diselipkan di antara galon isi ulang di depan rumah milik Nia yang tinggal di Komplek Bukit Permai , Gue Gajah, Darul Imarah, Aceh Besar. Pemilik usaha isi ulang memberitahukan efek subsidi BBM dicabut 30 persen, harga isi ulang air minum ikut naik.
“Surat cinta” itu diterima Nia saat pulang ke rumah, diletakkan di teras oleh pemilik usaha air minum langganannya. Pesan ini semakin menambah cerita efek domino kenaikan harga BBM sejak 3 September 2022 lalu. Warga Banda Aceh dan Aceh Besar mulai merasakan dampak langsung harga BBM naik.
Sebelum harga BBM naik, air isi ulang jenis RO dibandrol harga Rp 5000 per galon. Berdasarkan pemberitahuan itu, kini dijual menjadi Rp 6000 per galon, ada kenaikan harga sebesar Rp 1000 per galon.
“Ini surat cinta sampai di rumah, BBM naik, air isi ulang ikut naik,” kata Nia kepada digdata.id, Jumat (16/9/2022).
Presiden Jokowi menyampaikan saat ini, dibutuhkan penyesuaian akibat beban subsidi di APBN sudah terlalu berat. Selain itu dalih pemerintah BBM bersubsidi kerap dikonsumsi oleh orang kaya.
Tetapi, fakta yang terjadi, paska BBM naik sejumlah barang itu merangkak. Selain air isi ulang yang menjadi kebutuhan wajib. Begitu juga beras Cap Penguin biasa dijual Rp 155 ribu, sekarang naik menjadi Rp 165 ribu.
Begitu juga dengan harga sate yang dijual di Simpang Punge, Banda Aceh, sebelumnya Rp 10 ribu per bungkus, harga per tanggal 15 September 2022 pukul 21.30 WIB tadi malam naik menjadi Rp 12 ribu per bungkus.
Semakin terasa lagi efek domino kenaikan harga BBM. Sumber energi memasak warga sekarang ada gas elpiji juga sudah lama naik harganya. Kira-kira satu bulan sebelum BBM dicabut subsidi 30 persen sudah terlebih dahulu harga meningkat. Sebelumnya bisa dapat satu tabung 12 kilogram 185 ribu, kini melonjak tembus Rp 220 ribu.
Pelaku UMKM juga ikut merasakan dampak harga BBM semakin mahal, yaitu jenis Pertalite, Pertamax dan Solar yang memang itu sumber energi pelaku usaha kecil menengah, baik untuk kebutuhan transportasi maupun keperluan lainnya.
Pengusaha tahu Timbul Jaya di kawasan Geuceu Kayee Jatho, Banda Aceh misalnya. Pemilik usaha itu, Maulizar mengaku sangat merasakan dampak naiknya harga BBM yang dilakukan pemerintah pusat di awal September 2022.
Semua harga bahan baku pembuatan tahu naik drastis, terutama kacang kedelai, yang sebelumnya harga Rp 11.200/ kg kini naik menjadi Rp 13.000/kg. “Harga tersebut juga kemungkinan akan terus naik,” kata Maulizar.
Nah, yang terjadi kemudian Maulizar terpaksa ikut menaikkan harga jual tahu sebelumnya hanya Rp 45 ribu per papan menjadi Rp 48 ribu, harus dinaikkan sebesar Rp 3 ribu guna menyesuaikan dengan harga bahan baku yang meroket.
Tak hanya itu, Maulizar juga harus mensiasati agar tidak mengalami kerugian dengan mengurangi ketebalannya.
Namun persoalannya tidak selesai dengan siasat yang dilakukan Maulizar. Kondisi perekonomian yang merosot akibat efek naiknya harga BBM, daya beli masyarakat juga ikut menurun.
Ia mencontohkan, biasanya pedagang bakso eceran membeli tahu 3-5 papan per hari, sekarang mereka menurunkan kuantitasnya menjadi 1-2 papan saja.
Kendati di tengah kondisi perekonomian yang tak menentukan, akibat daya beli masyarakat menurun. Maulizar mengaku tetap tak patah arang. Ia tetap mempekerjakan 7 orang karyawannya, meskipun 50 persen produksi tahu miliknya menurun dibandingkan sebelumnya.
“Produksi tahu sebelumnya itu 500-600 kg/ hari, sekarang hanya 300 kg/ hari,” jelasnya.
Turunnya jumlah produksi, sebutnya, akibat permintaan pasar yang merosot pasca harga BBM naik. Ia meminta kepada pemerintah agar segera memberikan subsidi untuk komoditas kedelai agar pengusaha tahu tidak sampai gulung tikar.[]