Veddriq Leonardo hanya bisa tersenyum pasrah menerima kekalahan dari rivalnya Kiromal Katibin Atlit Panjat tebing Jawa Tengah dengan catatan waktu 4,87 detik pada pertandingan final nomor Speed speed world record (WR) Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut yang berangsung Rabu sore (11/9/2024) di komplek Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh, Propinsi Aceh.
Ia memberi pelukan selamat kepada Kiromal Katibin, orang yang berhasil menggagalkan langkahnya mengulang prestasi yang dia ukir di PON Papua 2020 lalu dengan memperoleh medali emas.
Pemanjat tebing yang menyumbangkan medali emas untuk Indonesia di Olimpiade Paris 2024 tumbang di seper delapan final. Ia harus mengakui keunggulan atlet asal Jawa Tengah tersebut di nomor speed world record (WR) perorangan putra di PON Aceh-Sumut.
“Akhirnya Kiromal Katibin melaju ke babak berikutnya,” ucap Veddriq usai bertanding Rabu(11/9).
Kiromal bukanlah lawan pertama yang dihadapi Veddriq di nomor tersebut sebelumnya ada beberapa atlit panjat tebing lainnya yang bertanding di nomor ini. namun uniknya, Kiki begitu biasa Kirombol Katibin di sapa, merupakan Atlit yang pernah dikalahkan Veddrik di PON XX Papua pada babak empat besar nomor speed world record perorangan putra.
Duel antara Veddriq dan Kiromal bukan kali pertama. Selain PON Papua, kedua atlet ini juga beberapa bertemu, terakhir Kualifikasi Olimpiade Series Budapest 2024.
Atlet pemegang rekor Olimpiade yang pernah mencatatkan waktu 4,79 detik untuk nomor speed tersebut itu, ditinggal Kiromal yang lebih dulu menekan tombol dengan catatan waktu 4,82 detik, sedangkan Veddriq gagal mencapai puncak.
“Tadi sangat disayangkan ketika finishing malah terjadi error, pegangan terakhir lepas dan menyebabkan saya kehilangan momentum,” ungkap Veddriq.
Langkah pria berusia 27 tahun kelahiran Kalimantan Barat tersebut harus terhenti di babak delapan besar. Medali emas yang pernah diraih di pesta olahraga empat tahunan lalu gagal ia pertahankan.
Kelelahan usai menjalani perlombaan Olimpiade dan dengan jadwal yang padat, menjadi salah satu faktor. Selain itu kurang optimal untuk latihan. Latihan untuk persiapan PON. Ia hanya dilakukan selama enam sesi saja.