Meraup Untung dari Minyak Kelapa

Desa Pasie Lembang merupakan desa pertanian yang terletak di Kecamatan Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan. Berkebun dan melaut menjadi salah satu mata pencaharian desa tersebut. 

Selain memiliki anak muda yang kreatif dan peduli lingkungan, Desa Pasie Lembang juga memiliki kelompok ibu rumah tangga yang memanfaatkan hasil alam di desanya untuk meraup rupiah guna membantu perekonomian keluarga. 

Yaitu dengan mengolah buah kelapa menjadi minyak VCO (Virgin Coconut Oil) atau biasa disebut minyak kelapa murni yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh, terutama saat anak demam yang dikemas dalam botol plastik ukuran 100 mili. 

Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok dengan anggota 30 orang, dan kelompok usahanya diberi nama Ingin Mandiri.

Minyak kelapa hasil olahan kelompok ibu rumah tangga tersebut dibandrol dengan harga Rp 25.000 rupiah per botolnya dengan isi 100 mili dan produk minyak VCO mereka sudah ada ijin BPOM. 

Usaha pembuatan VCO Ingin Mandiri milik kelompok ibu-ibu rumah tangga di Pasie Lembang ini berdiri sejak 2019. saat itu ada yang mengajak mereka untuk membuat usaha mandiri yang bisa membantu perekonomian keluarga.

Yaitu dengan menawarkan beberapa contoh keterampilan yang bisa mereka olah dari bahan yang mudah didapat di kampung, kerajinan dari tempurung kelapa, pembuatan nata de coco dan pembuatan minyak kelapa murni atau VCO.

“Saat itu kami ada 15 orang dilatih pembuatan nata de coco dan VCO di Abdya oleh tim TNGL dan diberi modal Rp 40 juta untuk membeli mesin peras kelapa dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan vco dan nata de coco,” cerita Marsuriani sekretaris kelompok usaha Ingin Mandiri

Untuk bahan baku kelapa sendiri, Marsuriani mengaku tidak susah mendapatkannya karena ada di desa mereka. Sejak 2019 hingga saat ini (2023) mereka belum pernah kekurangan bahan baku dasar pembuatan vco.

Setiap kali pembuatan ada 100 butir kelapa yang dapat menghasilkan 50 – 60 botol minyak dengan ukuran 100 mili. Karena dari 25 butir kepala dengan kualitas bagus bisa menghasilkan 15 botol minyak, jelas sekretaris kelompok ingin mandiri.

“Awalnya produk kami tidak banyak peminatnya hanya teman-teman TNGL yang beli saat mereka datang ke sini dan usaha ini juga dampingan mereka. Seiring berjalannya waktu, lumayan banyak yang tau produk kami dan beli produk tersebut. Setelah tiga tahun berjalan produk ini sudah resmi menjadi usaha mandiri dan sudah ada BPOM,” tegasnya. 

Saat ini jumlah anggota kelompok usaha Ingin Mandiri yang aktif hanya tinggal 5 orang saja. Sebelumnya ada 30 orang yang ditetapkan dengan SK Kepala Desa, di tahun 2021 terus berkurang menjadi 20 orang. Meski ditinggal sebagian anggotanya, ibu-ibu tangguh ini tetap memproduksi minyak VCO mereka untuk membantu perekonomian keluarga.

Untuk pengolahannya sendiri, terlebih dahulu kelapa diukur dan diperas santannya selama dua kali pengambilan saja untuk satu kelapa. Kemudian diendapkan di dalam wadah yang bening agar tampak santan dan air yang terpisah secara sendirinya. Santan tersebut diendapkan lagi semalaman hingga menghasilkan minyak. Untuk proses pengeringannya dilakukan 3 kali dengan menggunakan tesu.

Untuk pemasarannya sendiri masih untuk warga sekitar dan para tamu yang datang sebagai oleh-oleh, belum ada penampung juga distributor resmi. 

Harga jual minyak kelapa murni usaha Ingin Mandiri di bandrol seharga Rp 25.000 per botol dengan biaya produksi Rp 15.000 per botolnya, sehingga bisa mendapat keuntungan Rp 10.000 dari setiap botolnya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga para anggotanya. []

Tulisan Terkait

Bagikan Tulisan

Berita Terbaru

Newsletter

Subscribe to stay updated.