Ulama kharismatik Aceh, Muhammad Yusuf A Wahab, Meninggal dunia saat menjalani perawatan di RS Brawijaya, Tebet Jakarta, Sabtu (07/09/2024) pagi. Warga sontak terhenyak mendapat kabar yang beredar cepat di layanan pesan digital Whatsapp.
Kerabat dekat Tu Sop, Zulfikar Muhammad, membenarkan info kepergian Ulama yang berpulang pada usia 61 itu. “ Abu meninggal sekitar pukul 9.00 WIB di rumah sakit di Jakarta, setelah menjalani perawatan sehari. Almarhum akan segera dipulangkan, ini kita sedang monitor lewat mana dipulangkan, apakah lewat Medan atau Banda Aceh, dan Abu rencana dimakam di Jeunib, Bireun,” kata Muhammad Zulfikar.
Sementara itu, suasana di Dayah Babussalam Al Azizyah Jeunib, Kabupaten Bireun, aroma duka terus meruak dikalangan keluarga, warga dan santri. Setelah memastikan kabar yang beredar, sejumlah tenda pun didirikan di komplek dayah yang sekaligus juga rumah kediaman Tu Sop. Tamu-tamu yang melayat pun berdatangan dari berbagai lokasi untuk menyampaikan belasungkawa.
Bendahara Yayasan Al Aziziyah Bireun, Syahrul Kamal, mengatakan awalnya memang mereka menduga kabar duka ini adalah Hoak. “ Maklumlah sekarang banyak kabar hoak yang menimpa Tu Sop, sejak ia memutuskan terjun ke dunia politik menjadi cawagub, namun setelah mendapat informasi terpercaya, baru kami yakin dan menyiapkan segala sesuatunya untuk kepulangan jenazah dari Jakarta,” ujar Syahrul.
Memiliki cita-cita besar, menciptakan “Dayah dirumah” untuk meningkatkan kualitas umat, Tu Sop dikenal sebagai sosok ulama pekerja keras. Tu Sop nyaris tak pernah tinggal dirumah melebihi tiga hari, Almarhum selalu berjalan keliling Aceh berdakwah dan sasaran utamanya adalah generasi muda.
“Anak muda hari ini masih belum kelar dengan ilmu agama secara dasar dan itu harus dipertegas dan diajarkan, jika semua ilmu dasar agama sudah beres, maka mereka bisa berkecimpung dimana saja,” ujar Syahrul mengutip kalimat yang selalu diucapkan Tu Sop dalam setiap dakwahnya.
Lulusan Strata 1 Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga ini, sejak usia muda sudah berkecimpung didunia dakwah. Hal ini terlihat dalam aktifitasnya di sejumlah organisasi berbasis dakwah, seperti Mustasyar Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama Wilayah Propinsi Aceh (2020-2025), Ketua Tanfiziyah Pengurus Cabang, Nahdhatul Ulama (PCNU) Bireun 20024-2014 hingga mendirikan Pesantren Babussalam Al-Aziziyah.
Memutuskan untuk berkiprah didunia politik, juga sudah melewati pikiran yang matang. Bagi Tu Sop, membersihkan sedikit bagian kusam dan kotor didunia perpolitikan menjadi tugas semua orang, termasuk ulama sebagai pemimpin dan guru rakyat. Ibarat membersihkan lantai masjid yang kotor karena debu dan kotoran lainnya, konsekuensinya si pembersih pasti akan terciprat kotoran tersebut. Dalam perbincangannya terakhir dihadapan pengurus dayah, Tu Sop mengaku sudah siap dengan konsekuensi rundungan politik yang ada, karena ada cita-cita besar yang hendak diwujudkannya.
Berjuang itu orientasinya bukan pada hasil tapi pada proses, ini kalimat yang selalu digaungkan Tu Sop dihadapan santri dan pengikutnya.
Gangguan Kondisi Kesehatan
Aktifitas tanpa mengenal batas yang dilakukan Tu Sop berdampak pada kondisi kesehatannya. Dalam tiga bulan terkahir Tu Sop mengaku sangat terganggu dengan gangguan lambung ang dideritanya. Banyak nasehat yang menyerukan agar dia beristirahat dengan cukup, namun jiwa dakwah dan sejumah agenda dan cita-cita dakwahnya yang belum tercapai, membuatnya tetap bersemangat. Selain gangguan lambung, Tu Sop juga memiliki gangguan jantung.
Poto: Munazulfa (Istri Tu Sop) membacakan doa dihadapan Peti Almarhum Tu Sop yang akan diberangkatkan ke Aceh untuk dimakamkan
Sebelum mengkuti agenda KIP Aceh untuk ikut uji mampu membaca al-quran, Tu Sop, dihadapan pengurus Yayasan Al-Aziziyah Bireun dan keluarga, ia bertekad akan melakukan pengobatan untuk mengatasi gangguan penyakit yang dideritanya secara intensif. Hingga akhirnya, ia tak kuat dan harus menjalani rawatan di RSU Zainal Abidin Banda Aceh usai mengikuti tahapan uji mampu membaca Al-quran pada 4 September 2024, dan pada 6 September 2024 diberangkatkan ke RS Brawijaya Tebet Jakarta untuk pemasang ring jantung yang kedua.
Namun Takdir berkata lain, Tu Sop dipanggil Yang Maha Kuasa sebelum ia menuntaskan semua cita-cita besarnya.
Selamat Jalan Tu Sop. Innalillahi wa Inna Ilaihi Rajiun… (Yan)