Balok-balok kayu berdiri kokoh dan tesusun rapi menopang bangunan berukuran 6 x 10 meter yang berdiri di tanah milik gampong Beutong Ateuh Banggala Kabupaten Nagan Raya yang lokasinya tidak jauh dari kemukiman penduduk.
Bangunan berbentuk rumah panggung khas Aceh dibangun khusus sebagai ruang pengetahuan kolektif dan sejarah masyarakat Beutong Ateuh Banggalang, atau dengan katalain sebagai Museum sejarah bagi masyarakt Beutong.
Bangunan yang terbuat sepenuhnya dari kayu ini merupakan mimpi masyarakat Beutong sejak dulu, yang kini terwujud. Tepatnya senin 10 Februari rumah tersebut diresmikan oleh wakil ketua DPRK Nagan Raya yang juga turut dihadiri masyarakat Beutong Ateuh dan jajaran pemerintah bersama-sama hadir untuk meresmikan bangunan bersejarah tersebut.
“Bangunan ini adalah mimpi kami sejak lama,”ucap Saudah ketua Perempuan Beutong Bersatu (PBB).
Dalam sambutannya, Saudah juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah mewujudkan mimpi masayarakat Beutong Ateuh untuk memiliki rumah adat yang nantinya bisa digunakan oleh masyarakat sebagai tempat musyawarah dan sebagai symbol budaya masyarakat dengan kearifan lokalnya.
Selain Saudah yang akrab di sapa Makwod, Penasehat Perempuan Beutong Bersatu, Tengku Diwa juga berpesan kepada masyarakat Beutong untuk memanfaatkan bangunan tersebut sebaik-baiknya dan ia berharap, bangunan rumah adat Beutong Ateuh bisa bermanfaat khususnya bagi perempuan di Beutong dalam pengembangan karir dan pengembangan karir serta pengetahuan.
“Bangunan yang telah ada ini, diharapkan bisa menjadi tempat kita bisa melakukan berbagai kegiatan dan pengetahuan, dalam bermasyarakat dan menjaga lingkungan alam kita yang kaya ini,” ucap Tgk Diwa. Dia juga menyebutkan, Beutong Ateuh telah berhasil memperkenalkan diri ke dunia luar dengan berbagai macam potensi alam dan sejarahnya.
“Dulu, ketika mendenngar nama Beutong, sangat asing dan menganggap daerah terpencil, masyaraktnya primitif. Tapi saat ini masyarakt Beutong Khususnya perempuan Beutong sudah berani tampil dan mengembangkan dirinya mengikuti modernisasi.”Jelas Tgk Diwa dalam sambutannya saat peresmian Rumah Beutong Ateuh.
Harapan yang sama juga disampaikan wakil Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Nagan Raya Sayid Syahrul Rahmad, bahwasannya inisiatif Pembangunan rumah Beutong ini menjadi peluang besar untuk membangun kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang. “Saya ingin memberikan apresiasi setinggi-tingginya untuk masyarakat Beutong Ateuh Banggalang, khususnya ke PBB, atas inisiatifnya membangun Rumoh Beutong Ateuh.
“ Saya akan selalu bersedia untuk berkolaborasi, karena ini kedepannya dapat menjadi ide pokok pikiran (pokir) selama sejalan dengan visi misi dan tidak melanggar peraturan namun tetap mengikuti proses dan harus bersabar,” ucap Wakil Ketua DPRK Nagan Raya.
Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang juga unik karena berada sangat dekat dengan Kawasan Ekosistem Leuser (KEL). KEL adalah salah satu hutan hujan tropis terkaya di Asia Tenggara yang membentang di wilayah provinsi Aceh dan Sumatera Utara. Dengan luas lebih dari 2,6 juta hektar, KEL berfungsi sebagai penyangga kehidupan, bagi sekitar empat juta penduduk di Aceh, Di samping itu KEL juga berkontribusi dalam mitigasi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Namun, kondisi KEL saat ini tengah menghadapi ancaman serius akibat deforestasi dan aktivitas manusia yang merusak hutan.
Sekretaris HAkA, Badrul Irfan, dalam sambutannya pada acara peresmian Rumoh Beutong Ateuh, Senin (10/2/2025) lalu menyampaikan, Beutong Ateuh memiliki landscape yang unik dengan kawasan hutan yang masih alami dan keterikatan masyarakatnya dengan lingkungan masih sangat kuat.
“Rumah inspiratif ini dibangun dan dikoordinir langsung oleh ibu-ibu PBB,” kata Badrul.
Alasan mengapa mereka memilih Beutong Ateuh, karena daerah ini kaya akan sumber daya alam sehingga kerap menjadi area perencanaan pertambangan yang bisa merusak keasrian lingkungan hidup yang sehat Tambah Badrul lagi.
Ada sumber daya alam dan potensi kehilangan, sehingga kita perlu edukasi masyarakatnya tentang pentingnya menjaga lingkungan dan ibu-ibu PBB Beutong Ateuh memiliki semangat yang luar biasa dalam menjaga lingkungan jelas nya lagi.
“Kita tahu ada beberapa kali penolakan tambang yang dilakukan ibu-ibu Beutong dan masyarakat,” kata Badrul.
Semangat itu yang perlu dirawat dengan dibangunnya Rumah Beutong Ateuh, diharapkan bisa menjadi tempat bermusyawarah mengambil keputusan dan kegiatan lainnya.
Selain Pembangunan Rumoh Beutong, Yayasan HAkA juga sedang menfasilitasi legalitas tanah yang sudah dikuasai oleh masyarakat Beutong Ateuh di wilayah APL dan terus melakukan penguatan kapasitas Perempuan Beutong seperti training kelembagaan dan sedang berlangsung training AMDAL KIJANG bagi 80 anggota PBB.