Home Berita Survey Kota Paling toleran di Indonesia, Banda Aceh Berada Pada Urutan 92 dari 94 Kota
BeritaHeadlineNews

Survey Kota Paling toleran di Indonesia, Banda Aceh Berada Pada Urutan 92 dari 94 Kota

Share
Share

SETARA Institute merilis laporan indeks kota toleran (IKT) 2023, Selasa (30/1). Ada 94 kota yang menjadi objek dalam kajian SETARA.
Singkawang tercatat sebagai kota dengan skor toleransi tertinggi. Kota di Kalimantan Barat ini memperoleh skor 6,500. Sedangkan Kota Banda Aceh berada diurutan 92, dengan skor 4,260.

Berturut-turut di peringkat 10 besar setelah Singkawang adalah Bekasi dengan skor 6,460; Salatiga dengan skor 6,450; Manado dengan skor 6,400 dan Semarang dengan skor 6,230.

Lalu Magelang dengan skor 6,220; Kediri dengan skor 6,073; Sukabumi dengan skor 5,997; Kupang dengan skor 5,953 dan Surakarta dengan skor 5,800.

Di sisi lain, ada 10 besar kota dengan skor toleransi terendah. Di posisi 94 atau terakhir adalah Depok dengan skor 4,010. Setelahnya berturut-turut Cilegon dengan skor 4,193; Banda Aceh dengan skor 4,260; Padang dengan skor 4,297 dan Lhokseumawe dengan skor 4,377.

Kemudian Mataram dengan skor 4,387; Pekanbaru dengan skor 4,420; Palembang dengan skor 4,433; Bandar Lampung dengan skor 4,450 dan Sabang dengan skor 4,457.

Dalam studi ini, SETARA menetapkan empat variabel dengan delapan indikator sebagai alat ukur.

Pertama adalah regulasi pemerintah kota. Indikator variabel ini adalah rencana pembangunan dalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan produk hukum pendukung lainnya serta ada tidaknya kebijakan diskriminatif.

Kedua, regulasi sosial. Indikatornya adalah peristiwa intoleransi dan dinamika masyarakat sipil terkait isu toleransi.

Ketiga, tindakan pemerintah. Indikatornya adalah pernyataan pejabat kunci tentang isu toleransi dan tindakan nyata terkait isu toleransi.

Keempat, demografi sosio-keagamaan. Indikatornya adalah heterogenitas keagamaan penduduk dan inklusi sosial keagamaan.

Sumber data penelitian diperoleh dari dokumen resmi pemerintah kota, data Badan Pusat Statistik (BPS), data Komnas Perempuan, data SETARA Institute, dan referensi media.

Pengumpulan data juga dilakukan SETARA melalui kuesioner self- assessment kepada seluruh pemerintah kota.

SETARA kemudian melakukan pembobotan dengan persentase berbeda pada setiap indikator dengan mempertimbangkan perbedaan tingkat pengaruh masing-masing indikator pada situasi faktual toleransi di setiap kota. (Yan)

Share
Related Articles
BeritaHeadlineNews

Mahatir Mohamad Genap Berusia 100 Tahun, Masih Bugar dan Pikiran Tajam

Mahathir Mohamad, mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia sekaligus politikus senior “Negeri Jiran”,...

BeritaNews

Memorial Living Park Diresmikan, Wagub Aceh Minta Pemerintah Pusat Tunaikan Kompensasi untuk Semua Korban DOM 

Pemerintah meresmikan pembangunan Memorial Living Park yang dibangun di bekas lokasi Pos...

BeritaNews

Terima Beasiswa, Gen Z Aceh-Sumut akan Pimpin Konservasi Orangutan

Dua belas mahasiswa asal Sumatera Utara dan Aceh menerima Beasiswa Peduli Orangutan...

BeritaNews

Membangun Kolaborasi Konservasi Berbasis Ekonomi Berkelanjutan di Samar Kilang

Upaya penyelamatan lingkungan berbasis ekonomi berkelanjutan terus diperkuat melalui kerjasama multipihak. Forum...