Waspadai, Pencemaran Pelarut Obat yang Berpotensi Muncul Lagi

Publik dihebohkan dengan Kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada anak atau GGAPA yang telah terjadi pada lebih dari 260 anak di Indonesia. Salah satu dugaan kuat penyebab GGAPA ini adalah keracunan senyawa yang biasa dipakai sebagai pelarut dalam obat cair.

Guru Besar FKM UI, Prof. Drs. Bambang Wispriyono, Apt., Ph.D., menjelaskan dua senyawa, Etilen Glikol dan Dietilen Glikol, yang menyebabkan keracunan pada tubuh, akan terus berpotensi untuk muncul.

Oleh karena itu, diperlukan evaluasi secara berkala terhadap regulasi dan implementasi izin edar dan pengawasan atas produk-produk kimia dalam makanan, minuman, dan sediaan farmasi

Di Aceh, Kasus ginjal akut pada Anak di Provinsi Aceh bertambah, yang sebelumnya 29 kasus, kini bertambah menjadi 31 kasus. Sebanyak 23 di antaranya meninggal dunia.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh (Dinkes Aceh) dr. Iman Murahman, Sabtu (29/10/2022), mengatakan pasien meninggal termasuk pasien yang berasal dari Aceh tenggara yang dirawat di RS.Bina Kasih Medan Sumatera Utara dan meninggal dunia pada 17 Oktober 2022.

“Sementara kasus lainnya berasal dari Banda Aceh dan Aceh Besar yang sempat dirawat karena memiliki sejumlah keluhan, dah hal ini menjadi penambah jumlah kasus Ginjal akut di Aceh”.  kata Iman Murahman.

Enam pasien dinyatakan sembuh setelah menjalani perawatan intensif oleh Tim Medis di Rumah Sakit Umum dr.Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh.

“ Dan saat ini masih ada satu pasien lagi yang masih menjalani perawatan di RSUZA dengan kondisi yang kurang baik. mereka dirawat dengan menggunakan ventilator dan harus menjalani cuci darah (Hemodialisis), Jela Iman, akhir Oktober 2022.

Iman menyebutkan, tingginya angka kematian pada pasien gagal ginjal akut pada anak, diduga karena keterlambatan rujukan. Sebanyak 75% dari jumlah kasus yang datang ke RSUD Zainoel Abidin, Banda Aceh sudah dalam kondisi berat sehingga penanganan medis tidak bisa diberikan secara maksimal.

Baca Juga : https://digdata.id/baca/22-anak-meninggal-dunia-akibat-ginjal-akut-di-aceh/

Pemerintah terus melakukan penanganan untuk kasus gagal ginjal akut pada anak. Pemerintah juga membutuhkan kerja sama masyarakat untuk menyadari secara cepat gejala gagal ginjal akut pada anak khususnya orang tua.

Pasien Terindikasi GGAPA Dirawat di RSUZA Banda Aceh. Poto: Dara/Digdata.id

Gagal Ginjal Akut Serang Anak Usia 0-18 Tahun

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aceh menyebutkan, gagal ginjal akut mulai terdeteksi di Tanah Rencong sejak Juli 2022, kemudian peningkatan kasus terus terjadi hingga sekarang.

Umumnya, penyakit gagal ginjal akut terjadi pada anak usia 0-18 tahun. Di provinsi paling barat di Indonesia ini, penderita paling banyak berusia antara 1-2 tahun.

Umumnya anak penderita gagal ginjal anak di Aceh mengalami gejala yang sama, seperti berkurangnya jumlah urine pada anak yang tidak disadari oleh para orang tua.

“Perlu diwaspadai kepada anak usia di bawah 6 tahun, apalagi ditemukan pengurangan jumlah urine, atau sudah mulai sedikit urinenya, itu artinya orangtua harus segera mendatangi pelayanan kesehatan agar cepat tertangani,” kata Syafruddin Haris, Ketua IDAI Cabang Aceh.

Oleh sebab itu, IDAI mengimbau agar masyarakat terus menjaga kesehatan anak. Untuk sementara hindari penggunaan obat sirop, yang terkontaminasi etilen glikol dan dietilen glikol yang diduga menjadi penyebab penyakit gagal ginjal akut

“Sementara waktu tidak membeli obat sendiri di apotek, terutama obat-obat sirop. Apabila ada orang tua yang anaknya sakit maka konsultasi ke fasilitas kesehatan atau dokter terdekat,” ujar Syafruddin Haris.

9 Vial Obat Penawar Gagal Ginjal Akut Sudah Tersedia di RSUZA

Kabar baik, bahwa kini sebanyak sembilan vial obat antidotum (penawar)bernama Fomefizole,  untuk penyakit gagal ginjal akut misterius, sudah tiba di RSUZA Banda Aceh.

Fomefizole ini merupakan hibah dari perusahaan Farmasi Jepang melalui Kementrian Kesehatan tiba di Banda Aceh dan tiba di Banda Aceh Rabu (26/10/2022).

Kepala bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh dr.Iman Murahman, mengatakan ada 9 vial fomepizole  yang sudah sampai di Aceh dan telah didistribusikan ke RSUZA Banda Aceh.

Kepala gudang Farmasi RSUZA, Syarifah Maraiyuna, mengatakan, obat ini telah digunkan sebanyak Tiga Vial sejak tiba pada 26 Oktober 2022. Untuk memastikan ketersediaan obat tersebut tetap tersedia di RSUZA pihaknya terus berkomunikasi dengan Kementrian Kesehatan untuk terdistribusinya obat tersebut  ke Aceh.

Sementara itu, data terakhir dari manajemen Rumah Sakit Umum dr.Zainoel pasien gagal Gijal mencapai 30 orang, 23 anak meninggal dunia. sedangkan satu orang saat ini masih dirawat di PICU RSUZA.

Juru bicara Kementriann Kesehatan (Kemenkes) Dr. Muhammad Syahril menginformasikan bahwa pemerintah akan mendatangkan 200 vial Fomepizole dari Jepang. Upaya ini sebagai bagian dari upaya menangani kasus gangguan ginjal akut pada anak.

Dr.Syahril juga mengatakan, tidak hanya dari jepang saja Fomepizole juga didatangkan dari Singapore sejumlah 70 vial. (Yan)

Tulisan Terkait

Bagikan Tulisan

Berita Terbaru

Newsletter

Subscribe to stay updated.