Lebih dari 1.000 orang dilarikan ke rumah sakit karena terkena gangguan pernapasan akibat badai pasir yang menerjang Irak beberapa hari belakangan.
Seorang pejabat kesehatan mengatakan kepada kantor berita Irak, INA, bahwa rumah sakit di Provinsi Al-Anbar menerima lebih dari 700 pasien yang mengeluhkan kesulitan bernapas.
Sementara itu, rumah sakit-rumah sakit di Provinsi Salaheddin juga melaporkan lebih dari 300 kasus dengan keluhan serupa.
Tak hanya itu, Provinsi Diwaniya dan Provinsi Najaf yang terletak di selatan Bagdhad masing-masing melaporkan sekitar 100 kasus.
Selama ini, Irak memang sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Dalam beberapa tahun belakangan, mereka diterjang kekeringan akibat curah hujan rendah, hingga cuaca yang amat tinggi.
Sebagaimana dilansir AFP, para ahli pun memperingatkan bahwa situasi ini dapat memicu bencana sosial dan ekonomi di negara yang sudah terpuruk akibat konflik berkepanjangan itu.
Pada November lalu, Bank Dunia memperingatkan Irak dapat kehilangan 20 persen sumber air pada 2050 mendatang akibat perubahan iklim.
April lalu, seorang pejabat pemerintahan juga sudah mewanti-wanti bahwa Irak dapat diterjang “pasir 272 hari” dalam setahun selama beberapa dekade mendatang. (Yan)
Sumber : CNNIndonesia.com