Home Berita Jokowi Minta Dunia Tidak Embargo Pupuk Rusia
BeritaHeadline

Jokowi Minta Dunia Tidak Embargo Pupuk Rusia

Share
Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev
Share

Presiden Joko Widodo dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 meminta dunia untuk membebaskan embargo pangan dan pupuk dari Rusia. Begitu juga membuka rantai ekspor gandum yang ada di Ukraina.

Jokowi beralasan, pentingnya negara-negara G7 dan G20 memberi akses ekspor kedua negara yang sedang berperang ini untuk ketahanan pangan global. Karena saat ini negara-negara berkembang sedang dihadapkan kirim pangan dan terancam jatuh ke jurang kelaparan dan kemiskinan ekstrem, dimana perempuan dan keluarga miskin yang paling terdampak.

Presiden Jokowi menyampaikan, ada 323 juta orang di tahun 2022 ini, menurut World Food Programme, terancam menghadapi kerawanan pangan akut. G7 dan G20 memiliki tanggung jawab besar untuk atasi krisis pangan ini.

“Mari kita tunaikan tanggung jawab kita, sekarang, dan mulai saat ini,” tegas Presiden Joko Widodo, Senin, 27/06/2022) dikutip dari YouTube Sekretariatan Presiden sebagaimana disampaikan oleh Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.

Dalam pidatonya, Presiden Joko Widodo menegaskan pentingnya dukungan negara G7 untuk mengreintegrasi ekspor gandum Ukraina dan ekspor komoditas pangan dan pupuk Rusia dalam rantai pasok global.

Terdapat dua cara untuk merealisasikan hal tersebut, yaitu fasilitasi ekspor gandum Ukraina dapat segera berjalan, dan komunikasi secara proaktif kepada publik dunia bahwa komoditas pangan dan pupuk dari Rusia tidak terkena sanksi.

“Komunikasi intensif ini perlu sekali dilakukan sehingga tidak terjadi keraguan yang berkepanjangan di publik internasional. Komunikasi intensif ini juga perlu dipertebal dengan komunikasi ke pihak-pihak terkait seperti bank, asuransi, perkapalan dan lainnya,” jelas Presiden.

Presiden Jokowi menaruh perhatian besar pada dampak perang terhadap rantai pasok pangan dan pupuk. “Khusus untuk pupuk, jika kita gagal menanganinya, maka krisis beras yang menyangkut dua milyar manusia terutama di negara berkembang dapat terjadi,” ungkap Presiden.

Di akhir sambutannya, Presiden kembali menyerukan pentingnya negara G7 dan G20 untuk bersama-sama mengatasi krisis pangan ini, juga mengundang para pemimpin G7 untuk hadir dalam KTT G20 di Bali.

“Saya tunggu para pemimpin G7 untuk hadir dalam KTT G20. Sampai jumpa di Bali, 15-16 November 2022,” pungkas Presiden Joko Widodo.[acl]

Share
Related Articles
HeadlineJurnalisme Data

Lubang Gelap Emas di Tambang Ilegal 

Suara mesin diesel meraung dari balik hutan lebat. Di balik semak dan...

BeritaNews

AJI, IJTI dan PFI Menolak Program Rumah Bersubsidi bagi Jurnalis

Tiga organisasi profesi jurnalis menolak program rumah bersubsidi dari pemerintah untuk para...

Bentuk rumah minimalis modern (Dok. Shutterstock)
BeritaHeadline

Jurnalis Butuh Kesejahteraan, Bukan Rumah Subsidi

Pemerintah berencana meluncurkan sebuah program yang tampaknya penuh niat baik: menyediakan 1.000...

BeritaNews

Wali Kota Illiza: ASN Dilarang Merokok di Lokasi KTR

Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, kembali menegaskan pentingnya penerapan kawasan...