Meski ditengah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) masih melanda, harga daging sapi di Kota Lhokseumawe, masih tinggi mencapai Rp 180.000 per kilogram.
Salah satu pedagang Abdulah mengatakan, dampak PMK untuk memenuhi kebutuhan hari megang harga sapi lokal meningkat drastis dibandingkan tahun sebelumnya. Tetapi daya beli daging dari masyarakat di pasar menurun.
“Minat pembeli menurun drastis. Tahun ini kami mengalami penurunan omset hingga 70 persen, hari ini di pasar pembeli sangat sepi, hingga siang tadi masih sepi dibanding tahun lalu,” kata Abdulah Sabtu (09/07/2022).
Bahkan pedagang sapi pada tahun ini tidak ramai karena kurangnya pasokan karena mengawatirkan penyakit PMK. Padahal kata pedang itu ternak sapi sebelum disembelih diwajibkan melakukan pemeriksaan kesehatan di kecamatan masing- masing bahkan dibekali Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH). Guna menjamin daging yang dikonsumsi masyarakat tidak terdeteksi penyakit.
Untuk diketahui, di Provinsi Aceh hari megang merupakan tradisi membeli daging sapi dan ayam sehari sebelum Idul Fitri dan Idul Adha. Seperti tahun sebelumnya dihari megang harga daging melambung tinggi mencapai Rp 180.000 – 190. 000 per kilogram.
“Biasa saya setiap megang jual sapi sampai dua ekor sapi tapi tahun ini hanya satu. Pasok sapi lokal sedikit, ini saja saya dapat dari peternak pelosok desa di Aceh Utara. Harga daging tetap tinggi kita jual karena harga sapi masih mahal meskipun ada tengah wabah PMK,” katanya
Sementara Asisten II, Pemerintah Kota Lhokseumawe Bidang Pembangunan dan Ekonomi, Anwar, kepada wartawan mengatakan, saat peninjauan pasar di Lhokseumawe, Jumat (08/07/2022) lalu. Bahan dapur juga mengalami lonjakan seperti cabai dan bawang. Hal itu dipicu kelangkaan pasokan dari daerah penghasil seperti di Aceh Tengah. Sehingga harus dipasok dari Sumatra Utara.
“Kalau harga sapi setiap tahun khusus hari megang harganya tetap mahal. Hanya saja, minat masyarakat membeli daging sapi menurun seiring dengan penyakit PMK sekarang ini,” sebutnya.
Sejauh ini Pemerintah Kota Lhokseumawe, sebelumnya sudah mengambil langkah dalam memastikan kesehatan sapi yang disembelih untuk meugang dan kurban. Seluruh sapi harus mengantongi sertifikat sehat dari dokter hewan yang telah disiagakan di sejumlah kecamatan.
“Dipastikan hewan kurban dan megang dagingnya sudah sehat,” pungkasnya.[acl]
Kontributor: Rizkita