Kebiasaan minum teh setelah makan banyak digemari oleh siapapun. Meski kandungan kafein teh lebih kecil dibanding kopi, tapi bila dikonsumsi terus menerus dan berlebihan, maka akan memberikan dampak negatif.
Menurut Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UM Surabaya Ira Purnamasari, selain mengandung kafein, teh juga mengandung tanin. Tanin itu bersifat antioksidan dan dipercaya dapat menjaga kesehatan tubuh.
Akan tetapi, kata dia, bila tanin dikonsumsi secara berlebihan maka akan mengganggu kesehatan tubuh. Dampak pertama yang ditimbulkan adalah anemia. Dia mengaku, tanin yang terkandung dalam teh dapat mengikat zat besi dalam makanan. Apalagi jika teh dikonsumsi bersamaan dengan makan, secara otomatis akan mengganggu penyerapan zat besi oleh tubuh.
Di mana zat besi dibutuhkan oleh tubuh dalam memproduksi sel darah merah. Pada sel merah ini terdapat hemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
“Jadi secara otomatis jika kita mengonsumsi teh secara berlebihan maka akan mengakibatkan anemia yang lebih dikenal penyakit kurang darah, dengan munculnya gejala seperti lesu, lelah, letih, lemah, dan lunglai (5L),” katanya.
Kedua adalah mengalami gangguan pencernaan. Dia menyebut, kafein yang terkandung dalam teh dapat meningkatkan asam lambung yang menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan hingga muncul gejala mual, nyeri ulu hati, dan diare jika dikonsumsi dalam kondisi perut kosong. Bahaya yang lebih ngerih adalah mengalami GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), yakni asam lambung naik hingga kerongkongan yang mengakibatkan dada dan tenggorokan terasa panas dan terbakar.
Bahaya yang ketiga adalah diabetes. Dia menegaskan, teh yang dikonsumsi sewajarnya bisa berdampak bagi kesehatan.
“Akan tapi jika dikonsumsi berlebih ditambah dengan gula dan susu tinggi lemak, maka akan mengakibatkan peningkatan kadar gula darah (diabetes),” tukas dia. (Yan)
Sumber : Kompas.com