Memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharam 1444H, Keluarga besar pewaris Kerajaan Aceh Darussalam mengelar upacara pengibaran bendera Merah Putih dan Bendera Alam Peudeung di Istana Darul Ihsan, Desa Blang Oi, Banda Aceh.
Upacara pengibaran bendera Merah Putih dan Bendera Alam Peueung ini, dipimpin langsung pewaris dan pengemban amanat Kerajaan Aceh Darussalam, Paduka Tuanku Muhammad (I) ZN Al Hajj.
Bendera Merah Putih dikibarkan pertama diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya, kemudian dilanjutkan pengibaran bendera Alam Pedang yang diiringi dengan lantunan salawat badar, oleh semua peserta upacara.
Para peserta upacara semua mengenakan baju kebesaran kerajaan Aceh. Termasuk mengenakan lencana penghargaan. Turut hadir juga Raja dari Kerajaan Air Tiris, Kampar, Riau.
Dalam kesempatan tersebut, Paduka Diradja Kerajaan Aceh Darussalam juga membacakan amanat yang berisikan, bendera alam peudeung bukan hanya sekedar simbol, akan tetapi juga bermakna semangat perjuangan penyebaran dakwah Islamiyyah di Aceh.
Sekretaris Majelis Istiadat Diradja Kerajaan Aceh Darussalam, Prof.H.T Muhammad Siddiq Armia menyebutkan pelaksanaan pengibaran bendera Alam Peudeung dilaksanakan sebagai simbol peradaban untuk mengembalikan semangat pemersatu masyarakat Aceh dan pemersatu adat istiadat di Nusantara.
“Maka dari itu setiap tahun baru Islam 1 Muharram, bendera Alam Peudeung kita kibarkan sebagai momentum mengembalikan semangat dan kejayaan yang pernah diraih bangsa Aceh sejak dahulu,” katanya, Sabtu (30/07/2022)
Muhammad Siddiq juga mengatakan, alasan upacara tersebut dilakukan pada 1 Muharam, karena mengambil semangat hijrah yang setiap tahun terus berhijrah memperbaiki diri, mengkaji nilai-nilai sejarah, mengusung nilai-nilai ukhuah islamiah dan mempersatukan kerajaan-kerajaan di nusantara.
Bendera Alam Peudang sebagai bendera pembawa risalah ke Islaman, keagamaannya dan adat istiadat yang merujuk nilai Pancasila sebagai falsafah kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pengibaran bendera Alam Peudeung tahun ini, merupakan yang ke 6 kali nya terhitung sejak tahun 2016, dilaksanakan setiap tahun baru Islam dengan makna sebagai simbol peradaban sejarah Aceh.
“Bendera alam peudeung ini merupakan warisan yang telah ada ratusan tahun sebagai martabat dan semangat orang Aceh, bendera alam peudeung ini sudah cukup terkenal di masa kerajaan Aceh Darussalam, dan sudah ada sejak masa kejayaan Sultan Iskandar Muda pada abad XVII Masehi ,” ujarnya. (Yan)