Home Berita Kenaikan Harga BBM Berimbas Pada Jumlah Produksi Tahu di Banda Aceh
BeritaHeadline

Kenaikan Harga BBM Berimbas Pada Jumlah Produksi Tahu di Banda Aceh

Share
Produsen tahu terpaksa mengurangi besaran ukuran tahu dan menaikkan harga penjualan, akibat kenaikan harga BBM. Poto:Fitri/Digdata.id
Share

Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) juga berdampak bagi pelaku Usahan Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ada dikota Banda Aceh. Satu diantaranya adalah usaha produksi tahu dikawasan Geuceu Kayee Jatho, Banda Aceh.

Maulizar, Pemilik usaha tahu Timbul Jaya, ini merasa sangat terdampak dengan kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintah pusat di awal September 2022.

Semua harga bahan baku pembuatan tahu naik drastis, terutama kacang kedelai, yang sebelumnya harga kedelai Rp 11.200/ kg kini naik menjadi Rp 13.000/kg dan harga tersebut juga kemungkinan akan terus naik, kata Maulizar.

Untuk menyiasati tingginya kenaikan harga kedelai sebagai bahan baku pembuatan tahu, Maulizar menaikan harga jual tahu sebesar 3000 rupiah tiap papannya, biasanya Rp45 ribu per papannya kini naik menjadi Rp48 ribu, dan konsekuensinya, ya jumlah pembeli menurun.

“ Harga jual kita naikkan sedikit, dan ukuran juga agak sedikit kita kurangi ketebalannya, tapi imbasnya pada daya beli konsumen menurun, satu pedagang bakso yang biiasanya beli 3-5 papan kini hanya 1-2 papan tahu saja” Jelas Maulizar,” Rabu (14/09/2022).

Produsen tahu terpaksa mengecilkan ukuran tahu, akibat dampak kenaikan harga BBM yang menaikkan harga bahan baku kedelai. Poto: Fitri/Digdata.id

Kendati demikian, sebut Maulizar, meski harga kacang kedelai melambung tinggi, tapi hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap bertahan dan mempekerjakan 7 karyawannya. Industri tahu Timbul Jaya yang telah berdiri selama 26 tahun tetap bisa beroperasi untuk kebutuhan hidup.

Tiga minggu pascakenaikan BBM sebesar 30% produksi tahu di pabrik Timbul Jaya turun drastis hingga 50% dari jumlah produksi sebelumnya sebesar 500-600 kg setiap harinya kini hanya 300 kg saja .

“ Saat ini kita hanya memproduksi 300 kg kedelai saja setiap harinya, permintaan juga saat ini jauh menurun, dan kita meminta kepada pemeerintah untuk bisa kembali memperpanjang subsidi kedelai, walau hanya Rp 1000 rupiah/kg seperti pada masa Covid-19 lalu. Karena bisa membatu para pengusaha tempe dan tahu agar tidak gulung tikar” harapnya. (Yan)

Share
Related Articles
BeritaHeadline

Aceh Masuk 10 Besar Provinsi dengan Deforestasi Tertinggi di 2024

Deforestasi di Indonesia meningkat 2 persen pada 2024 dibandingkan tahun sebelumnya. Aceh...

BeritaHeadlineJurnalisme Data

Keruk Emas di Benteng Ekologi (3)

Peta angkasa menunjukkan, Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) merambah Kawasan Ekosistem Leuser...

Sebanyak 77 imigran etnis Rohingya menggunakan sebuah kapal motor kayu kembali diketahui terdampar di Pantai Leuge, Kecamatan Pereulak, Kabupaten Aceh Timur, Rabu (29/01/2025)
BeritaHeadlineNews

Imigran Etnis Rohingya Kembali Terdampar di Aceh Timur

Sebanyak 77 imigran etnis Rohingya menggunakan sebuah kapal motor kayu kembali diketahui...

Pertunjukkan Barongsai memeriahkan Tahun Baru Imlek 2025 di Banda Aceh.
BeritaHeadlineNews

Barongsai Imlek, Sedot Perhatian Warga Banda Aceh

Atraksi barongsai digelar dalam rangka memeriahkan tahun baru Imlek 2576 Kongzili di...