Home Berita Warga Minta BPOM Banda Aceh Jujur
BeritaHeadline

Warga Minta BPOM Banda Aceh Jujur

Share
Ilustrasi air dalam kemasan galon. quora.com
Share

Rasa cemas terus menimpa Putri Saleh, seorang penyiar radio di Banda Aceh saat mendapat informasi air galon tercemar Bisphenol-A atau BPA dalam sebulan ini. Hingga sekarang Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Banda Aceh belum mengumumkan data detail, dan membuat dia khawatir mengkonsumsi air tersebut.

“Saya sangat khawatir karena saya juga memiliki anak yang masih kecil, dan itu sangat berbahaya sekali,” ucap Putri.

Ibu satu putri ini mulai resah setelah membaca berita adanya kandungan zat kimia Bisphenol-A atau BPA di galon air mineral yang dijual di pasaran selama ini.

Keresahan Putri bukan tanpa alasan, pasalnya hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari BPOM Aceh, kepada publik terkait adanya temuan BPA pada air kemasan galon.

Sebagaian masyarakat mengetahui adanya kandungan zat berbahaya tersebut dari pemberitaan media dan dari mulut kemulut.

Ia dan keluarganya merupakan pengguna air kemasan galon untuk kebutuhan minum dan memasak di rumahnya. Meski ia telah mengetahui bahayanya Bisphenol-A atau BPA, yang merupakan senyawa pengeras plastik tubuh, ia tidak punya pilihan lain, menggunakan air kemasan galon karena lebih praktis dan muda didapat.

Putri berharap, semestinya pihak yang berwenang baik itu pemerintah maupun BPOM Banda Aceh memberitahukan perihal tersebut kepublik dan mengumumkan air galon merek apa yang mengandung BPA, dan mengedukasi masyarakat akan bahaya kandungan kimia tersebut bagi tubuh terutama anak-anak dan manula.

“Harusnya pemerintah lebih mengetahui ketika kandungan BPA ini terkena otak, jantung paru-paru. Tumbuh kembang anak juga akan sangat mempengaruhi, juga akan menjadi pemicu munculnya stunting juga karena sumber air bersih yang tercemar,”jelas ibu muda satu anak ini.

Masih menurut Putri, dizaman yang serba praktis ini, hampir semua masyarakat di Banda Aceh menggunakan air kemasan galon, selain lebih praktis juga mudah untuk didapat, dari pada menggunakan air sumur atau air PDAM yang terkadang berbau juga berwarna.

Selain itu, ia juga menyarankan kepada BPOM yang petama jika hasil temuannya ada yang salah dan keliru, mereka harus mengklarifikasi yang kedua BPOM Harus jujur ke pada masyarakat dengan mengumumkan produk air kemasan galon merek apa yang tercemar BPA, sehingga masyarakat bisa lebih waspada dan mengantisipasinya sejak sekarang dalam menggunakan air bersih kemasan galon tersebut.

Yang ketiga, kalau pun masyarakat memilih menggunakan memasak kembali air PDAM atau air sumur, jenis air seperti apa yang sehat dan aman untuk di konsumsi.

Dan yang ke 4 harusnya BPOM lebih cepat memberitahuakan informasi ini kepublik dan mengedukasi masyarakat untuk bijak dalam menggunakan air bersih.

Hal yang sama juga dikatakan Dian warga Lambhuk, setelah membaca berita tentang adanya kandungan BPA pada air kemasan galon, ia merasa khawatir menggunakan air galon, karena sampai saat ini ia belum tau kemasan galon apa yang mengandung zat berbahaya tersebut.

“Sedikit khawatir saya menggunakan air kemasan galon yang katanya ditemukan zat kimia berbahaya bagi tubuh, apa lagi saat digunakan ibu saya yang usia 80 tahun,” kata Dian saat ditanyai digdata.id siang tadi.

Dian berharap pemerintah bisa segera mencari solusi untuk hal ini dan segera ungkin memberi sosialisasi kepada masyarakat dalam memilih-milih air bersih kemasan galon.

Rasa khawatir terhadap temuan kandungan Bisphenol-A oleh BPOM dalam air kemasan galon tak membuat Razali khawatir, dan cemas, menurutnya isu tersebut sudah lama mencul, dulu juga pernah, tapi mau bagaimana lagi masyarakat butuh air bersih yang higenis, dan air kemasan galon jadi pilihan.

“Sampai hari ini saya masih menggunakan air galon untuk kebutuhan sehari-hari, karena air sumur dirumah warnanya kuning dan bau, air PDAM sering mati, terpaksa harus gunakan air kemasan galon,” jelasnya.

Masih menurut Razali, hingga saat ini pemerintah dan BPOM sebagai orang yang menemukan kasus tersebut saja masih biasa-biasa saja, tidak ada solusi yang diberikan untuk menangani hal tersebut. Sehingga ia tidak perlu merasa khawatir, apalagi sampai berlebihan hingga tidak menggunakan lagi air kemasan galon dan beralih ke air masak.

“Jika memang benar ada temuan kandungan zat berbahaya pada galon air mineral semestinya pemerintah sudah menghimbau pada masyarakat untuk tidak menggunakan galon jenis ini atau merek ini, sekarang aja masih tenang-tenang seperti tidak terjadi apa-apa kan aneh,” tutupnya.[acl]

Share
Related Articles
BeritaHeadline

Aceh Masuk 10 Besar Provinsi dengan Deforestasi Tertinggi di 2024

Deforestasi di Indonesia meningkat 2 persen pada 2024 dibandingkan tahun sebelumnya. Aceh...

BeritaHeadlineJurnalisme Data

Keruk Emas di Benteng Ekologi (3)

Peta angkasa menunjukkan, Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) merambah Kawasan Ekosistem Leuser...

Sebanyak 77 imigran etnis Rohingya menggunakan sebuah kapal motor kayu kembali diketahui terdampar di Pantai Leuge, Kecamatan Pereulak, Kabupaten Aceh Timur, Rabu (29/01/2025)
BeritaHeadlineNews

Imigran Etnis Rohingya Kembali Terdampar di Aceh Timur

Sebanyak 77 imigran etnis Rohingya menggunakan sebuah kapal motor kayu kembali diketahui...

Pertunjukkan Barongsai memeriahkan Tahun Baru Imlek 2025 di Banda Aceh.
BeritaHeadlineNews

Barongsai Imlek, Sedot Perhatian Warga Banda Aceh

Atraksi barongsai digelar dalam rangka memeriahkan tahun baru Imlek 2576 Kongzili di...