Home Berita Kedatangan Pengungsi Rohingya Terkait Perdagangan Manusia
BeritaFotoHeadline

Kedatangan Pengungsi Rohingya Terkait Perdagangan Manusia

Share
Pihak kepolisian sedang melakukan pendataan pengungsi Rohingya. Foto: Hotli Simanjuntak/digdata.id
Share

Pengungsi Rohingya sedang istirahat dan melakukan proses pemeriksaan kesehatan di halaman gedung UPTD Dinsos Aceh Besar desa Ladong, Aceh Besar, Indonesia, 17 Februari 2023. Sebanyak 69 pengungsi Rohingya kembali mendarat di kemukiman Lampanah kecamatan Seulimum Aceh Besar pada Rabu (16/2) setelah beberapa waktu yang lalu, ratusan pengungsi Rohingya telah terlebih dahulu mendarat di Aceh.

Pemeriksaan kesehatan pengungsi Rohingya. Foto: Hotli Simanjuntak/digdata.id

Saat ini mereka menjalani isolasi dan dilakukan pemeriksaan kesehatan guna memastikan mereka tidak membawa jenis penyakit yang berbahaya dengan pengambilan sampel darah dan sweb antigen.

Direktur HAM dan Kemanusiaan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Achsanul Habib menduga, pengungsi Rohingya yang datang ke Aceh terlibat dalam sindikat Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Habib menduga, pengungsi Rohingya yang tiba di Aceh diatur dengan skenario oleh pihak-pihak tertentu untuk berlayar mencari negara tujuan. Indonesia dalam hal ini adalah negara transit, dan bukan negara tujuan utama.

“Jadi kita melihat pola yang sama dan umumnya adalah secondary movement dan terlibat dengan jaringan sindikat TPPO,” kata Achsanul Habib dalam konferensi pers secara daring di Jakarta.

Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri, jumlah pengungsi Rohingya yang tercatat mendarat di Aceh mencapai 644 orang. Data tersebut merupakan data tanggal 15 November 2022 hingga 8 Januari 2023.

Pengungsi Rohingya umumnya terdiri dari anak-anak dan perempuan dengan mengenakan burqa. Foto: Hotli Simanjuntak/digdata.id

Motif pengungsi Rohingya datang ke berbagai negara tujuan tersebut bukan lagi semata karena persekusi, melainkan mencari pekerjaan untuk penghidupan dan ekonomi. Perjalanan secondary movement meninggalkan Camp Cox’s Bazar di Bangladesh ini tentu merupakan perjalanan yang berbahaya karena melibatkan banyak pihak yang juga tidak bertanggung jawab.

Foto: Hotli Simanjuntak/digdata.id

Pengungsi Rohingya umumnya terdiri dari anak-anak dan perempuan dengan mengenakan burqa. Foto: Hotli Simanjuntak/digdata.id
Pengungsi Rohingya umumnya terdiri dari anak-anak dan perempuan. Foto: Hotli Simanjuntak/digdata.id
Pengungsi sedang antri saat pihak kepolisian melakukan pendataan pengungsi Rohingya. Foto: Hotli Simanjuntak/digdata.id
Swab dilakukan bagi para pengungsi Rohingya. Foto: Hotli Simanjuntak/digdata.id
Pihak kepolisian sedang melakukan pendataan dengan mengambil sidik jari pengungsi Rohingya. Foto: Hotli Simanjuntak/digdata.id
Proses identifikasi pengungsi Rohingya. Foto: Hotli Simanjuntak/digdata.id
Share
Related Articles
HeadlineJurnalisme Data

Lubang Gelap Emas di Tambang Ilegal 

Suara mesin diesel meraung dari balik hutan lebat. Di balik semak dan...

BeritaNews

AJI, IJTI dan PFI Menolak Program Rumah Bersubsidi bagi Jurnalis

Tiga organisasi profesi jurnalis menolak program rumah bersubsidi dari pemerintah untuk para...

Bentuk rumah minimalis modern (Dok. Shutterstock)
BeritaHeadline

Jurnalis Butuh Kesejahteraan, Bukan Rumah Subsidi

Pemerintah berencana meluncurkan sebuah program yang tampaknya penuh niat baik: menyediakan 1.000...

BeritaNews

Wali Kota Illiza: ASN Dilarang Merokok di Lokasi KTR

Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, kembali menegaskan pentingnya penerapan kawasan...