Pagi tiba, matahari belum tinggi, tapi Munawar sudah rapi, sudah siap menunaikan tugasnya sebagai pengajar dan penyuluh agama islam. Sang istri Cut Kaslinda pun, siap mengantarkan Munawar dengan kendaraan roda dua satu satunya milik mereka, ke tempat mengajar atau pengajian.
Munawar (41), seorang penyuluh agama islam dan pendamping kelompok rentan di Banda Aceh. Sehari-hari, ia memberikan bimbingan dan penyuluhan pembangunan nasional dan agama kepada masyarakat melalui bahasa agama. Munawar mengajar di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Washliyah, sekaligus juga memberikan penyuluhan keagamaan di beberapa majelis taklim dan panti RSBM di Aceh.
Munawar adalah penderia Low Vision (Minim cahaya penglihatan), tapi kondisi ini tidak menyurutkan semangat Munawar untuk mengajar. Dunia pendidikan menjadi jalan hidup yang ditekuni Munawar.
Munawar juga memiliki jadwal mengajar untuk disabilitas netra di Lempesta pada hari Ahad, dan di Panti RSBM pada hari Selasa. Ia memberikan penyuluhan dengan ceramah yang diawali dengan doa, menceritakan kisah-kisah teladan yang dapat meningkatkan motivasi ibadah dan belajar melalui pendekatan persuasif, dan diakhiri dengan sesi tanya jawab.
Selain itu, Munawar juga mengisi pengajian di dua majlis ta’lim yaitu Khairul Ummah dan Balai Sakinah setiap Jum’at siang dan setelah Ashar, serta mengajar anak-anak dan remaja di Dusun Diwai Makam, di Rumoh Beut Annury setiap malamnya.
Lulusan magister Pendidikan Islam PPS IAIN Ar-Raniry 2011-2013 itu juga menjadi Imam Rawatib dan memberikan penyuluhan ke lapas anak, serta menjadi narasumber kajian agama di Siaran radio swasta.
Munawar (41), seorang penyuluh agama islam dan pendamping kelompok rentan di Banda Aceh.
Demi mengapresiasi etos kerja Munawar, kawan-kawan penyuluh KUA Kuta Alam menyerukan agar Munawar menunjukkan kinerjanya menjadi yang terbaik pada kegiatan Penyuluh Agama Islam Award tahun 2023.
Munawar tidak hanya memiliki keterbatasan dalam penglihatan (low vision), tetapi juga memiliki keterbatasan dalam gerak yang kadangkala membuatnya terjatuh tanpa sebab. Namun, hal tersebut tidak menghalangi Munawar untuk beraktivitas dalam segala bidang, termasuk mengajar dan memberikan penyuluhan keagamaan.
“Meskipun saya memiliki keterbatasan, jiwa mengajar saya tetap tinggi karena ini adalah pengabdian yang bisa saya berikan. Saya berharap agar siapapun yang memiliki keterbatasan tetap semangat untuk berjuang melalui segala hambatan,” ujar Munawar. Kegelapan Munawar menjadi cahaya terang bagi ia dan orang lain disekitarnya. (Yan)