Home Berita Masyarakat Pulo Aceh Dilatih Literasi Internet Dan Kebencanaan
BeritaHeadline

Masyarakat Pulo Aceh Dilatih Literasi Internet Dan Kebencanaan

Share
Direktur Common Room Gustaff Hariman Iskandar menjelaskan tentang kegiatan Rural ICT Camp di Pulau Aceh 11-14 Oktober 2023. Foto; Fitri/digdata.id
Direktur Common Room Gustaff Hariman Iskandar menjelaskan tentang kegiatan Rural ICT Camp di Pulau Aceh 11-14 Oktober 2023. Foto; Fitri/digdata.id
Share

Akses internet serta konektivitas digital di wilayah pedesaan dan tempat terpencil masih menjadi salah satu tantangan pembangunan di era transformasi digital di Indonesia.

Dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan serta kecakapan warga desa dan tempat terpencil dalam mengakses dan memanfaatkan jaringan internet, Common Room merintis kegiatan Rural ICT Camp yang pertama dari Kampung Adat Ciptagelar pada 2020 lalu saat masa COVID-19. Kegiatan ini dirintis bersama beberapa lembaga dan komunitas pegiat internet seperti ICT Watch dan Relawan TIK.

Sejak diimplementasikan pada 2020 kegiatan ini diselenggarakan di 18 provinsi di Indonesia. Program ini telah memberikan manfaat langsung kepada 68.000 peserta. 6000 diantaranya perempuan dan 1.964 penyandang disabilitas.

Dan untuk tahun 2023, kegiatan Rural ICT Camp dilaksanakan di 4 desa yang ada di Pulau Aceh, yaitu Desa Lapeng, Desa Lampuyang, Desa Meulingge, dan Desa Gugop, Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, pada 11 – 14 Oktober 2023. Dengan tema Desa Tangguh (Rural Resilience).

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan peningkatan literasi internet dan kebencanaan untuk masyarakat kepulauan di Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar sebagai upaya memperkuat mitigasi bencana.

“Mengingat tahun bencana gempa dan tsunami 2004 silam pentingnya untuk bersiap dan mengurangi risiko bencana, dan kita melihat internet teknologi penting untuk mendorong upaya mitigasi dan pengurangan risiko bencana,” kata Direktur Common Room Gustaff Hariman Iskandar, di Banda Aceh.

Gustaff juga menyampaikan, kegiatan peningkatan literasi internet dan kebencanaan itu diberikan dalam bentuk pelatihan yang modulnya segera diluncurkan. Modul internet dan kebencanaan itu sendiri disusun bersama dengan Yayasan Air Putih.

Air Putih sendiri merupakan organisasi nirlaba yang ikut membantu memberikan telekomunikasi darurat dengan menggunakan teknologi informasi saat seluruh infrastruktur telekomunikasi terputus waktu tsunami 2004 silam, sehingga distribusi informasi dan bantuan tersendat.

Belajar dari pengalaman Air Putih, Common Room akan memberikan pelatihan kepada warga mulai dari pemetaan wilayah bencana, pemanfaatan internet untuk mengkonsolidasi penyaluran bantuan kebencanaan, serta menangani hoaks melalui kegiatan Rural ICT Camp yang berlangsung pada 11-14 Oktober ini.

“Ada banyak sekali aspek pemanfaatan internet untuk kebencanaan, mudah-mudahan melalui kegiatan ini kita bisa mengantisipasi peristiwa bencana yang mungkin terjadi di masa depan,” ujarnya.

Gustaff juga mengatakan peningkatan literasi internet dan kebencanaan menjadi penyegaran kembali ingatan kolektif tentang mitigasi bencana gempa dan tsunami, yang sudah mulai banyak dilupakan generasi muda.

“Kami dapat informasi dari warga setempat, ternyata banyak anak muda di Pulo Aceh sudah mulai melupakan bencana tsunami. Jadi pengetahuan dari penanganan bencana itu sudah lupa, justru yang ingat orang-orang tua,” katanya.

Ia juga berharap, melalui peningkatan skill pengetahuan literasi digital tentang penanganan bencana bisa diproduksi dan disebarkan seluas-luasnya sebagai pengingat yang abadi.

Sementara itu, Digital Access Policy and Program Manager Kedutaan Inggris Jakarta, Rita Damayanti mengatakan, kegiatan Rural ICT Camp yang dilaksanakan di Pulo Aceh merupakan salah satu program pengentasan kesenjangan digital di wilayah pedesaan dan terpencil Indonesia oleh pemerintahan Inggris.

“Tujuannya untuk mencari model bisnis atau inovasi meningkatkan akses digital dengan memberikan manfaat kepada komunitas marginal, termasuk masyarakat yang belum mendapat fasilitas, serta pembekalan penggunaan internet,” katanya.

Rita juga berharap Rural ICT Camp di Pulo Aceh bisa mengatasi kesenjangan internet disana, tidak hanya sekadar meningkatkan literasi, melainkan dengan literasi mampu melihat peluang untuk meningkatkan sektor di bidang lain.

Dalam kesempatan ini, Perwakilan Lembaga Ekowisata Pulo Aceh (LEPA), Muliadi menyampaikan bahwa Pulo Aceh masuk dalam desa tertinggal yang belum mendapat akses internet secara merata. Berbekal Sekolah Internet Komunitas (SIK) yang digelar Common Room, akhirnya telah terbangun infrastruktur berbasis satelit pada 2021 di Desa Lapeh, Pulo Aceh.

 

“Kedepannya, kita harap tidak hanya dari lembaga donor, Pemerintah Aceh juga mengulurkan tangan untuk membangun kesetaraan digital di Pulo Aceh,” demikian Muliadi.

 

Rural ICT Camp 2023, terbagi menjadi empat fokus kegiatan, masing-masing Diskusi mengenai kebijakan dan regulasi internet komunitas pedesaan, Diskusi dan seminar ketahanan desa dalam menghadapi berbagai krisis di wilayah ASEAN, Peningkatan kapasitas dan penguasaan teknologi dan pengelolaan infrastruktur internet berbasis komunitas serta Peningkatan kapasitas dan literasi digital guna mendorong pemanfaatan internet untuk pemberdayaan masyarakat di pedesaan dan tempat terpencil.

Untuk kegiatan tahun ini, peserta Rural ICT Camp 2023 berasal dari 9 wilayah program Sekolah Internet Komunitas (SIK) yang mencakup Pulo Aceh (Provinsi Aceh), Kampung Adat Ciptagelar (Jawa Barat), Kecamatan Ciracap (Jawa Barat), Desa Tembok (Kabupaten Buleleng, Bali), Desa Sukadana (Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Timur), Desa Mata Redi (Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Barat), Distrik Nimboran (Kabupaten Jayapura, Papua), Ketemenggungan Tae (Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat), dan Kabupaten Pulau Taliabu (Maluku Utara).

Sekolah Internet Komunitas merupakan bagian dari program Supporting Community-led Approaches to Address the Digital Divide in Indonesia yang dikembangkan oleh Association for Progressive Communications (APC) bersama Common Room sejak 2019. Kegiatan ini juga bersinergi dengan Foreign, Commonwealth and Development Office (FCDO) melalui Digital Access Programme (DAP), serta didukung juga oleh The Information Society Innovation Fund (ISIF Asia).

Pelaksanaan kegiatan Rural ICT Camp 2023 juga akan dikembangan dengan melibatkan stakeholder yang beragam, mulai dari pemerintah, akademisi, praktisi internet dan teknologi digital, lembaga masyarakat sipil, serta warga lokal.

Selain diskusi dan pelatihan yang fokus pada upaya peningkatan kapasitas warga, kegiatan Rural ICT Camp 2023 juga akan diisi dengan kegiatan diskusi panel yang melibatkan peserta dari berbagai wilayah di Indonesia dan peserta mancanegara.

Rural ICT Camp 2023 ini juga bekerja sama dengan Lembaga Ekowisata Pulo Aceh (LEPA), ICT Watch, Relawan TIK, Portkesmas, dan RCCE+. Secara umum kegiatan Rural ICT Camp 2023 akan diselenggarakan secara hybrid (daring dan luring), serta akan menghadirkan diskusi panel berskala ASEAN dengan tema “The Role of People and Communities in Strengthening Rural Resilience in Multiple Crisis Situation in the ASEAN”, yang akan difasilitasi oleh perwakilan dari Institute for Social Entrepreneurship in Asia (ISEA).

Tema ini diangkat untuk memetakan tantangan yang mungkin akan dihadapi oleh masyarakat dalam menghadapi berbagai krisis yang terjadi dalam konteks lokal dan global.

 

Share
Related Articles
BeritaHeadline

Aceh Masuk 10 Besar Provinsi dengan Deforestasi Tertinggi di 2024

Deforestasi di Indonesia meningkat 2 persen pada 2024 dibandingkan tahun sebelumnya. Aceh...

BeritaHeadlineJurnalisme Data

Keruk Emas di Benteng Ekologi (3)

Peta angkasa menunjukkan, Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) merambah Kawasan Ekosistem Leuser...

Sebanyak 77 imigran etnis Rohingya menggunakan sebuah kapal motor kayu kembali diketahui terdampar di Pantai Leuge, Kecamatan Pereulak, Kabupaten Aceh Timur, Rabu (29/01/2025)
BeritaHeadlineNews

Imigran Etnis Rohingya Kembali Terdampar di Aceh Timur

Sebanyak 77 imigran etnis Rohingya menggunakan sebuah kapal motor kayu kembali diketahui...

Pertunjukkan Barongsai memeriahkan Tahun Baru Imlek 2025 di Banda Aceh.
BeritaHeadlineNews

Barongsai Imlek, Sedot Perhatian Warga Banda Aceh

Atraksi barongsai digelar dalam rangka memeriahkan tahun baru Imlek 2576 Kongzili di...