Ribuan mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) dan Poltekes Aceh masih menduduki pekarangan kantor Gubernur Aceh memprotes kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, hingga Pj Gubernur Aceh, Mayjen (purn) Achmad Marzuki menjumpai masa.
“Kami akan terus bertahan di sini sampai PJ Gubernur Aceh menemui kami di sini,” kata Presiden Mahasiswa (Presma) USK, Zawara Afnan, Selasa (6/09/2022).
Zawata Afnan mengatakan, aksi ini merupakan panggilan untuk memperjuangkan hak-hak rakyat karena mahasiswa adalah penyambung lidah rakyat penyampai aspirasi rakyat. “Kami datang untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat terutama terkait naiknya BBM secara semena-mena,” ucapnya.
Ia juga menambahkan target aksi kali ini diharapkan pemerintah pusat membatalkan kebijakan penaikan harga BBM subsidi.
Sementara untuk pemerintah daerah, kata dia, haruslah dapat mengontrol laju harga sembako dan ongkos kendaraan umum yang dimana naik secara menyeluruh baik darat maupun laut.
Selain menyuarakan poin tuntutan utama yang berisi tentang tolak kenaikan harga BBM, aksi demo ini juga mendesak untuk memberantas mafia migas, mencabut kenaikan tarif listrik, dan membatalkan pembangunan IKN yang membebankan APBN.
Zahwata juga mengatakan aksi mahasiswa yang dilakukan selama dua hari berturut-turut sebagai bentuk kepedulian dan keprihatinan mahasiswa terhadap penderitaan rakyat atas kenaikan BBM bersubsidi sebesar 30 persen.
“Mahasiswa masih sadar, masih peduli terhadap nasip rakyat yang sudah miskin semakin terpuruk lagi dampak dari kenaikan BBM, rakyat sengsara, harga kebutuhan pokok naik, biaya transportasi juga naik sedangkan pemasukan orang tua kami tak mencukupi,” ungkap Presma.
Demonstran terus mendesak dan meminta kepastian kepada Asisten III Pemerintah Aceh, Iskandar agar PJ Gubernur Aceh menjumpau mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi secara langsung.[acl]