Foto Trik: Memotret Dengan Benar, Hasil Mengagumkan

Peralatan yang bagus belum tentu menghasilkan foto yang bagus. Karena bukan masalah apa kameranya, tetapi siapa dibelakang kameranya.

Punya kamera yang bagus tapi hasil fotonya masih begitu begitu saja?

Banyak orang yang punya pengalaman yang sama, setiap melihat foto orang lain yang bagus, langsung ingin praktek dan mencoba membuat foto yang bagus, menarik dan disukai oleh banyak orang.

Namun yang terjadi justru sering sekali orang pada akhirnya menyerah, karena apa yang dibayangkan saat ingin memotret justru tidak seindah kenyataan saat melihat hasil foto jepretan sendiri.

Bagaiman orang lain bisa menyukai foto kita jika kita sendiri tidak puas dan tidak suka dengan hasil jeperetan kita? Sepertinya ada yang salah dan ada yang kurang. Dan umumnya orang kurang faham dan kurang mengerti kekurangan fotonya itu dimana.

Ada semacam pameo di kalangan fotografer yang menyebutkan bahwa peralatan yang bagus belum tentu menghasilkan foto yang bagus. Karena bukan masalah apa kameranya,tetapi siapa dibelakang kameranya.

Kalau mau jujur, untuk menghasilkan foto yang baik sebenarnya gampang-gampang sulit. Gampang kalau kita sudah memahami rule atau aturannya. Sulit kalau kita tidak memahami sama sekali aturan umum atau aturan dasar yang menjadi patokan untuk menghasilkan foto yang baik.

Kunci utama dari kesuksesan kita memotret adalah dengan memahami aturan komposisi yang benar saat hendak melakukan proses pemotretan. Komposisi adalah cara menata elemen-elemen dalam gambar. Beberapa element komposisi yang umum digunakan diantaranya adalah, garis, skala, shape (bentuk), tekstur, warna, pola (paterns), bingkai (Frame), format dan hukum sepertiga ruang (Rule of Third). Elemen komposisi inilah yang nantinya menjadi patokan kita dalam mengeksekusi sebuah foto. Elemen pertama adalah : Garis

Garis (Lines)
Elemen komposisi dalam fotografi yang berbentuk garis (line) di sini umumnya dihasilkan dari garis alami pada obyek di sekitar kita. Biasanya elemen garis (line) dalam hal ini seperti horison (garis cakrawala), garis pantai, sawah, jalan aspal, rel kereta, ubin keramik dan masih banyak lagi. Nah, pada elemen komposisi dalam fotografi ini, terbagi menjadi 4 tipe, yakni garis horisontal, vertikal, diagonal, dan lengkung. Sehari-hari kita selalu melihat elemen garis, hanya mungkin karena terlalu terbiasa mata kita tidak menyadarinya.

1. Garis Horisontal
Garis horisontal memberi kesan stabilitas, tenang, permanen dan kokoh. Contoh paling jelas dari garis horisontal adalah garis cakrawala yang membagi langit dan daratan (atau lautan), garis cakrawala (horison) seperti kaki bagi tubuh: kuat, kokoh, pondasi. Hindari penggunaan garis horisontal tepat ditengah-tengah foto anda karena bisa menimbulkan kesan kaku dan mati. Lebih bagus lagi, carilah garis horisontal yang berlapis-lapis.

2.Garis Vertikal
Garis vertikal bisa merepresentasikan kesan kekuasaan dan tinggi (misanya gedung bertingkat) serta pertumbuhan (misal pohon). Hindari meletakkan garis vertikal secara kaku ditengah-tengah foto sehingga membagi foto menjadi 2 bagian.

3.Garis Kurva (lengkung)
Diantara jenis garis lain yang sifatnya formal dan kaku, garis lengkung memiliki sifat luwes dan sangat dinamis. Kalau garis diagonal membuat komposisi terasa lebih hidup, garis lengkung melebihi itu, dia memberi dinamis dalam komposisi foto. Garis lengkung kesannya lembut, relaks dan bergerak. Garis lengkung juga sangat dominan di alam, anda bisa menemukan dalam beragam bentuk: gunung, lengkung jalan, pantai, ujung daun.

4.Garis Diagonal
Dibanding garis horisontal dan vertikal, garis diagonal bersifat lebih dinamis. Garis ini memberi nafas dalam komposisi sehingga kesannya lebih hidup. Saat anda mengeksploitasi garis diagonal secara tepat dalam foto anda akan mendapatkan foto yang sangat menarik dan menyedot mata. Gunakan garis diagonal dengan menariknya dari satu sisi ke sisi yang berseberangan.

Selamat mencoba dan selamat berburu foto.

Foto dan Teks: Hotli Simanjuntak

Komposisi garis dalam foto tidak melulu diciptakan oleh garis yang sebenarnya. Tapi bisa juga diciptakan melalui garis-garis bayangan benda yang jatuh ke tanah. Memilih garis yang tepat sebagai leading lines di dalam foto secara umum akan menciptakan kedalaman ruang yang baik, jika ditambah dengan penempatan elemen komposisi yang lain, seperti warna, frame dan permainan gelap terang cahaya. Foto: Hotli Simanjuntak/digdata.ID
Permainan garis sederhana dan terang gelap cahaya menciptakan kesan seolah-olah subjek sedang berjalan menuju ke arah kamera. Garis sederhana yang menjadi leading lines juga memperkuat kesan tiga dimensi pada foto yang ditunjukkan dengan komposisi garis yang semakin mengecil di ujung, dan membesar di bagian kamera. Foto: Hotli Simanjuntak/digdata.ID
Garis imaginer yang diciptakan oleh kepala kerbau juga menjadi sebuah leading lines bagi penikmat foto. Secara tidak sadar perhatian kita akan dipikat oleh susunan kepala kerbau yang menoleh ke arah kamera secara bersamaan. Foto: Hotli Simanjuntak/digdata.ID
Garis yang menjadi element komposisi bisa tercipta dari apa saja. Bisa dari penempatan shape atau penempatan garis melintang (diagonal) yang membelah foto menjadi beberapa bagian. Tentu saja dengan menambahkan elemen lain, seperti warna, skala pembanding dengan adanya manusia sebagai subjek utama dari foto. Foto: Hotli Simanjuntak/digdata.ID
Foto sebuah jalan yang diambil dari satu titik dengan memperhatikan sudut frame sebagai awal masuk dan sudut frame atas menjadi sudut keluar, menciptakan keseimbangan komposisi foto bagi yang melihatnya. Komposisi seperti ini juga menciptakan kesan tiga dimensi dan dinamis, seolah oleh kita bisa masuk dan berjalan di dalam foto tersebut. Foto: Hotli Simanjuntak/digdata.ID
Garis yang diciptakan oleh pengulangan bentuk benda, baik itu bulat, kubus atau segitiga juga membuat perhatian kita mengarah kepada subjek utama. Dalam hal ini seorang kakek tua yang sedang menunggu masa berbuka di bulan Ramadan. Garis yang diciptakan oleh bentuk bulat yang membentuk pola garis secara tidak sengaja telah menciptakan kesan kedalaman ruang di dalam foto ini, seolah olah kita sedang sedang berada di dalam foto. Foto: Hotli Simanjuntak/digdata.ID
Garis horizontal yang berlapis-lapis menciptakan kedalaman ruang dari foto, secara khusus foto pemandangan pegunungan kala kita lihat dari ketinggian tertentu. Foto: Hotli Simanjuntak/digdata.ID

Foto trik ini akan dibahas secara berseri berdasarkan elemen komposisi yang baku. Akan ditayangkan di digdata.ID setiap akhir pekan. Jadi jangan lupa tetap mengikuti ulasannya….

Tulisan Terkait

Bagikan Tulisan

Berita Terbaru

Newsletter

Subscribe to stay updated.