Kelompok Konservasi Penyu Lampuuk (KKPL), melepasliarkan 69 ekor tukik belimbing atau anak penyu belimbing (Dermochelys Coriacea) di Pantai Lampuuk, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar.
Ketua Kelompok Konservasi Penyu Lampuuk, Wahyudi, mengatakan, tim relawan patroli, menemukan 80 butir telur penyu sejak November 2023, namun hanya 69 butir yang menetas. “Jadi, ini adalah pelepasan yang perdana di tahun 2024, ” kata Wahyudi, Selasa (16/01/2024).
Disepanjang garis pantai Lampuuk, sebut Wahyudi terdapat dua jenis penyu yang selalu naik ke daratan untuk bertelur, yakni penyu jenis Lekang dan Belimbing, namun hingga kini yang mendominasi adalah penyu jenis Lekang.
“Sebelum tsunami banyak penyu di Lampuuk, tapi, sekarang sudah sedikit,” ujarnya.
Untuk peleasan kali ini, sebut Wahyudi, mereka sengaja mengundang warga dan sejumlah komunitas lingkungan, hal ini bertujuan selain untuk memberikan edukasi, kepada warga, terutama anak anak, juga sekaligus menggalang donasi untuk kepentingan aktifias lembaga konservasi penyu.
“ Disini kami menyampaikan bahwa penyu adalah hewan yang dilindungi, jadi jangan lagi memakan telur penyu ataupun membuang sampah sembarangan, apalagi sampah plastik, karena penyu mengira sampah itu adalah ubur-ubur yang menjadi makanannya, dan kemudian mereka akan memakan sampah plastik, yang bisa membuat penyu mati, ” tutur Wahyudi.
Lembaga konservasi penyu Lampuuk dibentuk awal 2011 dan terus berjalan hingga saat ini.
Berawal dari keinginan pemuda setempat belajar menetaskan dan melepaskan penyu unuk penyelamatan.
“Terlibat dalam konservasi ini delapan orang namun terus beregenerasi. Dan biasanya, telur penyu didapat dari hasil patroli penyelamatan, dan sebagian telur lagi diperoleh dari pemburu, dengan menggantikannya dengan upah,” jelasnya.
Disebutkan Wahyudi, tingkat kesadaran masyarakat sudah 60 persen, bahwa telur penyu tidak boleh dimakan. Sepanjang tahun 2023, Kelompok Konservasi Penyu Lampuuk sudah melepasliarkan sebanyak 400 tukik dari dua jenis penyu, yakni penyu Belimbing dan penyu Lekang. (Yan)