Sebanyak 135 pengungsi rohingya yang hampir setengah bulan ditampung sementara di area basemen gedung Balee Meseuraya Aceh (BMA) dipindah paksa oleh seratusan mahasiswa yang mengatasnamakan diri BEM Nusantara. Suasana gaduh dan penuh isak tangis pecah saat pengungsi dipindah paksa.
Para mahasiswa tiba di gedung BMA saat azan zuhur berkumandang. Sebelumnya mereka melakukan aksi demonstrasi di halaman Gedung Dewan Perwakilan Rakya Aceh (DPRA).
Di gedung dewan, selain melakukan orasi, para pendemo juga melakukan aksi bakar ban, dan memaksa Ketua DPRA menemui para pendemo.
Koordinaor aksi Wariza, mengatakan, pihaknya mendesak DPRA untuk menyatakan tolak rohingya dan meminta agar DPRA dan pemerinah bisa segera mencari dan menemukan solusi bagi pengungsi tersebut.
Kedatangan mahasiswa dari beberapa universitas di Aceh itu, kemudian disambut oleh Wakil Ketua DPR Aceh, Teuku Raja Keumangan (TRK)
Dihadapan mahasiswa, TRK menyatakan seuju kalau pengungsi rohingya harus dicarikan solusi dan dipindahkan..
Usai menggelar aksi di DPR Aceh, para mahasiswa kemudian melakukan konvoi menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua menuju Balai Meuseuraya Aceh. Mahasiwa menyatakan melakukan pemindahan paksa terhadap pengungsi tersebut ke Kantor Kemenkumham Wilayah Aceh.
Sejumlah pengungsi anak-anak dan perempuan etnis Rohingya menangis histeris.
“Mereka akan langsung kita bawa ke kantor Kemenkumham Aceh,” kata Koordinator Lapangan aksi, Wariza. Rombongan Rohingya ini merupakan pengungsi yang mendarat di Gampong Ladong, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar. Jumlah rombongan ini mencapai 135 orang. (Yan)