Masjid Raya Baiturrahman merupakan simbol agama, budaya, dan perjuangan masyarakat Aceh. Masjid ini juga menjadi pusat kegiatan keagamaan dan saksi kejayaan Kerajaan Aceh.
Sejumlah siswa sekolah sedang mengikuti kegiatan sekolah dengan tema Islami di halaman Mesjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Indonesia, 28 Maret 2022. Mesjid Raya Baiturrahman menjadi salah pusat ibadah masyarakat Aceh saat bulan suci Ramadhan. Selain kegiatan ibadah, Baiturrahman juga menjadi pusat kegiatan masyarakat Aceh dengan tema keagamaan, seperti kegiatan sekolah.

Masjid Raya Baiturrahman merupakan simbol agama, budaya, dan perjuangan masyarakat Aceh. Masjid ini juga menjadi pusat kegiatan keagamaan dan saksi kejayaan Kerajaan Aceh. Masjid Raya Baiturrahman dibangun oleh Sultan Iskandar Muda, raja Aceh periode 1607-1636, pada 1612 M.

Dalam sejarahnya, masjid ini sempat dibakar Belanda, tetapi dapat selamat ketika diterjang dahsyatnya tsunami 2004. Sejarah Masjid Raya Baiturrahman Beberapa sumber sejarah menyebut bahwa Masjid Raya Baiturrahman didirikan pada 1612, semasa Kerajaan Aceh diperintah oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M). Akan tetapi, ada pula yang meyakini bahwa masjid ini telah dibangun lebih awal, yakni oleh Sultan Alaidin Mahmudsyah pada 1292.

Terlepas dari perbedaan tahun pembangunannya, bangunan asli Masjid Raya Baiturrahman sempat terbakar pada masa pemerintahan Sultan Nurul Alam (1675-1678). Sebagai gantinya, dibangunlah masjid baru di lokasi yang sama. Karena posisinya yang sangat strategis, sebagian bangunan Masjid Raya Baiturrahman pernah dibakar Belanda pada 10 April 1873.
Foto: Hotli Simanjutak/digdata.ID

