Tiga anak muda Rusia menceritakan suasana Ramadan di kota masing-masing.
Patimat Omarova yang pernah tinggal selama lima tahun di Indonesia mengatakan ia pertama kali ikut tarawih dan juga Salat Idulfitri di masjid ketika kuliah di Indonesia.
“Salat Tarawih di masjid, berbuka bersama, itu adalah hal yang tidak ada di tempat saya,” Kata Patimat.
Tradisi di tempat tinggalnya membuat dia selalu beribadah di rumah dan bukan di masjid, seperti yang ia alami pertama kali saat kuliah di Malang selama lima tahun pada 2011.
Ia mengatakan pengalaman saat Ramadan dan juga Idul Fitri di Indonesia adalah pengalaman terindah karena bisa keluar bersama menuju masjid terdekat dan bercengkrama dengan teman-temannya serta beribadah bersama.
“Di sini, kalau tarawih hanya perempuan tua saja, ibu-ibu, nenek-nenek yang ikut tarawih. Yang cewek (perempuan muda) jarang keluar ke masjid..”
Sementara di Moskow, Gadji Omarov kesulitan salat ke masjid lantaran jumlahnya sangat terbatas dan jaraknya jauh dari tempat kerjanya. “Saya harus mengajukan izin tidak masuk jika ingin ke masjid,” papar Gadji, yang juga pernah kuliah dan tinggal di Indonesia selama lima tahun.
“Yang saya paling suka, itu masjid tak pernah tutup dan tak pernah sepi. Setiap hari, 24 jam mesti ada mahasiswa yang ngaji baca Al-Qur’an. Masjidnya itu bagus, keren,” kata Gadji.
“Di Indonesia, masjid ada banyak, kalau pun tidak ada, pasti ada musala, maka untuk salat tidaklah sulit,” tambahnya.
Di Kazan, ibu kota Republik Tatarstan, Farkhad Abdulin mengatakan di kotanya “sangat terasa” seperti halnya di Indonesia. Keunikan di Indonesia yang tak ada di Kazan, kata Farkhad, adalah adanya pasar yang dibuka sebelum buka puasa serta teriakan saur di jalan-jalan.
Farkhad mengatakan di kotanya, Di setiap tahun dibuka tenda-tenda Ramadan serta masjid-masjid juga dibuka khusus untuk menyediakan makanan dan minuman buka puasa.
Menurut data dari World Population Review, Kajian Penduduk Dunia, jumlah Muslim di Rusia terbesar kedua setelah Kristen Ortodoks, dengan pemeluk Islam mencapai lebih dari 20 juta jiwa, atau sekitar 13,5% dari 145 juta jiwa penduduk. (Yan)
Sumber :BBC Indonesia