Dengan cekatan Ira (35) mengupas buah kelapa, kulit buah yang tebal dan terdiri dari Serabut ini dikupas dengan cepat menggunakan parang, lalu buah kelapa dibelah dan kemudian dikukur untuk mendapatkan kelapa kukur.
Hanya dalam waktu lima menit, Ira mampu menghasilkan kelapa kukur yang sudah bisa diperas untuk diambil santannya. Ira pun menjadi juara dalam lomba mengukur kelapa secara tradisional, dalam rangka memeriahkan pesta rakyat memperingati HUT ke-79 Republik Indonesia, di Gampong (desa) Nusa , Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar.
Panitia Pelaksana Lomba ketangkasan pada pesta rakyat Gampong Nusa, Khairiah, mengatakan selain mengadakan lomba-lomba kekinian, mereka juga mengadakan lomba ketangkasan tradisional seperti mengukur kelapa tradisional. Alat kukur kelapa ini disebut Geulungku, dalam bahasa Aceh.
Geulungku, alat kukur kelapa tradisional di Aceh
“Kita ketahui bahwa generasi muda kini alias Gen Z, sudah tidak kenal lagi yang namanya budaya Indonesia, termasuk Budaya Aceh masa lalu, jadi ini harus dikenalkan kepada mereka agar mereka tak kehilangan jejak masa lalu, ” ungkap Khairiah, Sabtu (17/8/2024).
Aneka lomba yang dilaksanakan, sebut Khairiah, selain untuk memeriahkan HUT ke-79 RI, juga untuk mengingatkan kembali jejak sejarah Indonesia.
“Ini juga menjadi ajang silaturahmi antar warga lintas umur” sebut Khairiah tersenyum.
Ira sendiri mengaku sudah tak lagi menggunakan geulungku dirumahnya, dia lebih memilih membeli santan langsung di pasar.
” Tapi kami tetap memiliki dan menyimpan geulungku dirumah, saya mengenal geulungku dari ibu, sekaligus juga diajarkan cara menggunakannya, karena kami idup di gampong, jadi mudah mengenal hal-hal yang tradisional,” katanya.
Hal serupa juga diakui Fauziah Ibrahim (47) warga Gampong Nusa, yang juga menjadi peserta lomba mengukur kelapa.
Fauziah pun mengaku nyaris tak lagi menggunakan geulungku untuk mendapatkan santan sebagai bahan memasak atau membuat kue, melainkan langsung membeli santan dipasar.
“Tapi saya akan menggunakan geulungku jika membutuhkan kelapa parut untuk kue, karena kami membuat kue yang dijual pagi hari. kalau ada varian kue yang perlu kelapa parut seperti onde-onde, maka saya akan mengukur kelapa pagi-pagi sekali, sehingga kue yang dijual itu fresh, ” jelasnya.
Peserta lomba mengukur kelapa secara tradisional, dalam rangka memeriahkan HUT ke-79 RI, di Gampong Nusa, Kabupaten Aceh Besar
Budayawan Aceh, Nab Bahany AS, mengatakan bahwa geulungku adalah salah satu alat dapur yang wajib dimiliki oleh setiap rumah tangga di Aceh.
Sejak zaman kesultanan Iskandar Muda, geulungku sudah digunakan warga. Konon lagi masakan Aceh juga terkenal dengan masakan yang banyak menggunakan kelapa parut dan santan.
“Terlebih lagi jika ada warga yang akan menyelenggarakan kenduri, seperti pesta perkawinan, memasak untuk menjamu tamu dilakukan secara gotong royong, nah disini semua ibu rumah tangga didesa itu, akan datang ke rumah yang akan menyelenggarakan kenduri dengan membawa geulungku dan pisau masing-masing, sehingga pekerjaan bisa dilakukan bersama dan cepat, ” jelas Nab Bahany.
Sejak dinobatkan menjadi Desa Wisata tahun 2021 lalu, Gampong Nusa terus gencar mengenalkan hal-hal yang berkaitan dengan budaya masa lalu Aceh kepada generasi muda, dan tamu-tamu yang datang berkunjung. (Yan)