Kecintaan seorang dosen dengan tanaman hias yang ditekuni sejak menjadi mahasiswa S-1 di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), telah mengantarkannya menjadi guru besar.
Berkat ketekunannya itu dosen Fakultas Pertanian UGM, Prof. Dr. Ir. Aziz Purwanto, M.Sc resmi ditetapkan sebagai guru besar di bidang Ilmu Bioteknologi Tanaman Hias, Selasa (6/8/2024), di ruang Balai Senat, Gedung Pusat UGM.
Pada kesempatan tersebut, Prof. Aziz menyampaikan pidato pengukuhan yang diberi judul Tanaman Hias: Fungsi dan Upaya Pemuliaan Menggunakan Bioteknologi.
Prof. Aziz menyampaikan ketertarikannya pada tanaman hias dimulai saat ia masih menjadi mahasiswa S-1 Fakultas Pertanian UGM. Saat itu, dia menawarkan tanaman kaktus yang beragam warna dan bentuk.
Setelah menjadi staf pengajar dan menempuh pendidikan master dan doktor di Faculty of Horticulture, Chiba University, Jepang, ia memutuskan untuk menjadikan tanaman hias sebagai objek berkarya.
Tanaman hias, menurut Prof. Aziz, kini tidak hanya untuk mempercantik kebun, halaman rumah atau interior rumah. Sekarang, tanaman hias sudah menjadi komoditas multifungsi.
Fungsi pertama yang disebutkan olehnya adalah tanaman hias mampu menjadi penyeimbang dan penjaga ekosistem. “Layanan ekosistem berbasis tanaman hias berperan dalam kategori keamanan, kontak dengan alam, dan pengembangan hubungan sosial yang harmonis,” tuturnya.
Selain itu, kata Aziz, tanaman hias dapat menetralisir udara dalam ruangan secara efisien dan mampu menciptakan kondisi suasana yang segar dan dapat dimanfaatkan sebagai unsur terapi dan bidang kesehatan.
Tidak hanya sampai di situ, aktivitas menanam tanaman hias dikatakan mampu menurunkan tingkat stres, kecemasan, dan membuat orang merasa lebih bahagia dan lebih santai.
Penerapan bioteknologi ternyata mampu diterapkan untuk pemuliaan tanaman hias. Tujuan pemuliaan tanaman hias secara konvensional mampu menghasilkan kultivar dengan sifat estetika yang lebih baik seperti peningkatan pada atribut bunga, antara lain warna, bentuk, corak serta ciri-ciri lainnya.
Terakhir, Prof. Aziz menceritakan bahwa angka ekspor tanaman hias meningkat sebesar 11,5 persen pada tahun 2021. Namun, menurutnya, potensi pasar ekspor ini belum sepenuhnya tergarap secara optimal.
“Dengan bermodalkan kekayaan biodiversitas tanaman hias yang ada di Indonesia, maka sangat memungkinkan dikembangkannya industri tanaman hias di Indonesia dengan konsep 3P atau profit, people, dan planet,” tegasnya.[acl]
Sumber: website resmi UGM