Militer Rusia sedang membersihkan mayat dan merencanakan “parade Hari Kemenangan” di kota pelabuhan Mariupol Ukraina yang terkepung untuk merayakan pendudukannya, klaim Petro Andryushchenko, penasihat walikota kota, melalui akun Telegram.
“Dilihat dari seluruh data, penjajah berencana mengadakan ‘karnaval kemenangan’ di Mariupol jika ‘operasi khusus’ mereka berhasil,” kata Andryushchenko.
Dia mengatakan bahwa Kostyantyn Ivashchenko, yang mengarahkan pasukan Rusia di Mariupol, diperintahkan untuk “membersihkan distrik pusat kota dari puing-puing dan mayat untuk memastikan bahwa parade dapat diadakan pada 9 Mei.”
“Kabar baiknya adalah tidak ada kendaraan atau orang di kota untuk melakukan acara seperti itu,” kata Andryushchenko.
Parade tersebut akan jatuh pada “Hari Kemenangan”, hari libur umum terbesar di Rusia yang diadakan setiap tanggal 9 Mei untuk merayakan kemenangan atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua.
Ada juga parade yang sangat simbolis dari angkatan bersenjata Federasi Rusia, yang berlangsung di Lapangan Merah Moskow pada hari itu setiap tahun.
Hingga kini Rusia masih belum menguasai Mariupol, meskipun dibombardir degan berat selama berminggu-minggu, dengan ribuan warga sipil dilaporkan tewas. Walikota kota Maruipol, Vadym Boichenko, mengatakan bahwa sekitar 21.000 warga sipil kota telah tewas dalam konflik itu.
Namun dia menekankan bahwa sulit untuk menghitung jumlah pasti korban sejak pertempuran di jalanan dimulai. Ribuan lainnya masih terjebak di kota.
“Kami tahu dan ada bukti bahwa mayat-mayat menghilang dari jalan-jalan,” kata Boichenko dalam komentar yang disiarkan televisi.
“Kami tahu bahwa ada yang disebut tempat konsentrasi, di mana mereka menyembunyikan mayat dan mereka kemudian berencana untuk menghancurkan bukti penyiksaan yang mereka lakukan di kota Mariupol. Kami menyebutnya genosida, kami menyebutnya kejahatan perang.”
Banyak ahli perang percaya bahwa Mariupol pada akhirnya akan jatuh, tetapi pasukan Ukraina terus memerangi Rusia dari pangkalan bawah tanah. Ada laporan bahwa pasukan Ukraina kehabisan makanan dan hampir menyerah.
Sejak 25 Maret, tujuan jangka pendek Moskow tampaknya telah bergeser setelah gagal merebut ibu kota Kyiv. Rusia telah mengatakan bahwa fase pertama dari “operasi militer khusus” telah selesai dan akan fokus pada “pembebasan” wilayah Donbas timur, di mana bahasa Rusia secara tradisional lebih banyak digunakan daripada bahasa Ukraina. Pasukan Putin juga telah mengintensifkan serangannya di beberapa bagian selatan Ukraina, termasuk Mariupol.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pada 25 Maret bahwa separatis yang didukung Rusia menguasai 93 persen wilayah Luhansk dan 54 persen wilayah Donetsk, dua wilayah yang membentuk Donbas. (hot)
Sumber: Newsweek