200 Alat Musik Tradisional Dipamerkan di Meuseum Aceh 

Sebanyak 200 alat musik tradisional dari 31 provinsi di Indonesia ditampilkan di museum Aceh, pada acara Pameran Alat Musik Nusantara ke-13.

Bermacam alat musik tradisional di pamerkan di sana dengan segala jenis dan keunikannya.

Plt. Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Aceh Almuniza Kamal mengatakan pameran bertujuan untuk melestarikan budaya yang ada di Indonesia dan menjadi salah satu daya pikat wisatawan saat berkunjung ke propinsi yang ada di Indonesia.

Almuniza juga meminta kepada pihak panitia dan museum Aceh agar pemajangan alat musik pada pameran kali ini, bisa sampai akhir tahun 2022 sehingga banyak masyarakat Aceh bisa berkunjung dan melihat alat musik tradisional dari 31 museum dan 31 provinsi.

“Ada 200 alat musik tradisional dari 31 Propinsi yang di pamerkan pada pameran tersebut dan saya meminta kepada panitia juga kepala museum Aceh agar alat musik yang ditampilkan hari ini kalau bisa tetap di pamerkan sampai akhir tahun 2022, agar masyarakat Aceh bisa berkunjung dan mengenal alat musik di Indonesia” Jelas Plt. Kadisbudpar Aceh, Almuniza Kamal, Rabu (22/06/2022).

Sementara untuk museum Aceh alat musik yang di pamerkan hanya Rapai saja.

Mantan Kepala Penghubung Pemerintah Aceh di Jakarta ini, berharap kepada seluruh masyarakat Aceh, bisa mengenal budaya dengan cara berkunjung ke Museum.

“Ini adalah kegiatan yang jarang bisa ditemui apalagi menggerakkan 31 museum untuk kita datangkan ke Aceh  itu tidak mudah, jadi ini kesempatan masyarakat Aceh untuk mengenal indonesia dan menghargai budaya nusantara melalui alat musiknya,” katanya.

Direktur  Pelindungan Kebudayaan, Kementrian Riset Teknologi Pendidikan dan kebudayaan ( Kemenrisetdikbud) Irini Dewi Wanti, mengatakan bahwa Indonesia punya ribuan alat musik tradional di nusantara, namun saat ini hanya beberapa alat musik saja yang masih eksis khususnya disatu tampilan kesenian maupun alat pendukung dari berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kebudayaan.

“Alat musik tradisional saat ini mulai eksis kembali karena banyak digunakan untuk aransemen musik bernuansa etnik, selain itu juga untuk acara-acara kebudayaan, karena alat musik ini bukan semata-mata sebagai alat hiburan tapi juga sebagai media komunikasi dan edukasi. Diberbagai daerah alat musik itu masih berkaitan dengan ritual, masyarakat adat, dan perayaan” Jelas Irini Dewi Wanti.

Disebutkan Irini, adanya harmonisasi alat musik tradisional dengan alat musik lagu-lagu modern itu, tentunya eksistensinya saat ini sudah biasa dan ini akan terus didorong guna melestarikan nilai-nilai budaya tersebut. (Yan)

Tulisan Terkait

Bagikan Tulisan

Berita Terbaru

Newsletter

Subscribe to stay updated.