Alat musik Krumpyung menjadi magnet dalam pameran alat musik nusantara yang digelar di Mesium Aceh Rabu 22-25 juni 2022.
Alat musik khas kabupaten Kulon Progo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini, terbuat dari bambu, tak ubahnya seperti alat musik asal Provinsi Jawa Barat yang dimainkan secara di goyang dan juga dipukul.
Selain itu alat musik Krumpyung agak menyerupai gamelan namun ia memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh gamelan. Karena bahan dasarnya berbeda, bunyi yang dihasilkan juga berbeda walau nadanya sama.
Namun mesti demikian, alat musik khas masyarakat Kulon Progo ini, butuh jenis bambu tertentu untuk pembuatannya demi menghasilkan bunyi yang bagus. Biasanya, jenis bambu yang digunakan untuk pembuatan Krumpyung adalah bambu hitam, bambu wulung, atau bambu apus yang harus berusia 3 tahun dan penebangannya hanya dapat dilakukan pada bulan-bulan tertentu saja, yaitu Mei, Juni, dan Juli.
Selain itu, untuk mengolah bambu tersebut menjadi alat musik Krumpyung, butuh waktu dua tahun pengeringan guna memastikan apakan bambu itu memiliki kualitas yang bagus untuk dijadikan sebuah alat music, atau tidak. Apabila bambu masih kuat dan tidak mengalami pelapukan, maka bambu itu siap dijadikan alat musik Krumpyung.
Setelah itu, proses pembuatan Krumpyung membutuhkan waktu dua bulan. Panjang bilah bambu yang digunakan harus presisi agar menghasilkan nada yang tepat.
Fungsinya dan komposisi alat musik krumpyung tidak jauh berbeda dengan gamelan konvensional. Satu set alat musik krumpyung terdiri dari bonang barung, bonang penerus, gong pukul, kempul, gong sebul, gambang, saron, demung, kenong, angklung, suling, dan kendang.
Annisa, seorang pengunjung asal Banda Aceh, mengaku baru pertama kali melihat banyak alat musik tradisional yang dipamerkan. “Jujur banyak alat musik tradisional yang dipamerkan kali ini yang saya belum tahu, dan baru kali ini melihatnya,” ujar Annisa, Rabu (22/06/2022).
Diantara alat musik itu, yang paling unik adalah gong sebul. Hal ini dikarenakan gong itu dimainkan dengan cara ditiup. Selain itu, keunikan lain terdapat pada angklung yang memiliki tangga nada pentatonis. Dalam praktiknya, Krumpyung dimainkan oleh dua belas orang.
Krumpyung pertama kali diciptakan oleh Sumitra, warga Dusun Tegiri, Kokap, Kulonprogo pada 1973. Inspirasinya untuk membuat Krumpyung berawal dari rengekan seorang anak berusia 9 tahun yang meminta sang ayah untuk dibelikan sebuah gamelan. Karena keterbatasan bahan baku, Sumitra memutuskan untuk membuat alat musik menyerupai gamelan dari bambu. Setelah jadi, alat musik itu kemudian diberi nama “krumpyung”. Nama itu berasal dari bunyi yang dihasilkan oleh alat musik tersebut. (Yan)