Menyambut tahun baru Imlek 2571, warga keturunan Tionghoa di Banda Aceh, melakukan pembersihan di vihara Dharma Bakti Peunayong, Kota Banda Aceh. Mereka membersihkan patung dewa yang berada di dalam vihara
Pembersihan dilakukan di area sekitar tempat sembahyang, altar, dupa, mengganti pita merah, dan pemasangan lampion. Pembersihan dilakukan secara bergotong-royong sepekan menjelang perayaan pergantian tahun.
Ketua Pengurus Vihara Dharma Bakti, Fajar Saputra mengatakan, selama beberapa hari kedepan jelang imlek mereka akan fokus membersihkan altar, mencuci patung dan membersihkan vihara secara keseluruhan.
Pengurus vihara juga telah menyediakan dupa dan perlengkapan lain untuk digunakan saat ibadah perayaan Tahun Baru Imlek, yang diperkirakan akan dihadiri oleh 500 warga Tionghoa.
Perayaan Imlek tahun ini akan dilaksanakan tanpa pembatasan, selain itu protokol kesehatan juga akan dilonggarkan, mengingat keadaan sudah mulai kembali normal. Ia juga menyampaikan tidak ada waktu khusus untuk melakukan sembahyang.
“Kalau di sini memang tidak ada waktu khusus jam berapa harus kumpul gitu, kita sembahyang sendiri-sendiri, ini merupakan tahun Kelinci Emas, tepat pukul 00.00 WIB, memasuki 22 Januari 2023 ditandai dengan menancapkan dupa pertama oleh ketua vihara didampingi ketua yayasan dan pengurus pertanda Tahun Baru Imlek dimulai” Jelas Fajar, Jumat (20/01/2023)
Menurut Fajar, pada malam tahun baru biasanya ada sekitar 100 sampai 200 orang yang datang beribadah. Namun jumlah yang datang pada pagi harinya lebih banyak.
Biasanya mereka membawa buah-buahan dan makanan khas Imlek, seperti kue bakul yang biasa dijual di Pasar Peunayong.
“ Bermacam-macam makanan dan buah-buahan seperti jeruk, pir atau apel,” jelasnya.
Fajar juga mengatakan terkait toleransi beragama di Aceh sangat tinggi mereka dapat beribadah dengan nyaman di Aceh tanpa ada gangguan.
“ Selama ini kami beribadah aman-aman saja, masyarakat aceh sangat toleransi dan tidak ada intervensi antar agama meski Aceh menerapkan syariat Islam dan masyarakatnya muslim, sebut Fajar.
Vihara Dharma Bhakti berdiri di Banda Aceh pada tahun 1878 di Pantai Cermin Ulee Lhee, lalu pada tahun 1936 pindah ke Kampung Keramat Banda Aceh saat perang dunia kedua. (Yan)