Imigran Rohingya yang selama ini ditampung di gedung serbaguna Kecamatan Jangka Kabupaten Bireuen akhirnya dipindahkan. Pemindahan pelarian politik Myanmar ke Pekanbaru, Riau ini, baru bisa dilakukan setelah dua bulan tertunda.
Pemindahan 99 Imigran Rohingya, dilakukan setelah tercapai kesepakatan oleh sebuah yayasan kemanusiaan dengan Organisasi penanganan imigran dunia (IOM) dan Komisi PBB tentang pengungsi, UNIHCR. Para imigran pun dilengkapi dengan kebutuhan selama perjalanan dari Aceh menuju Pekanbaru.
Koordinator Yayasan Geutanyoe, Nasruddin, mengatakan, jumlah imigran yang dipindahkan berjumlah 99 orang. Sedangkan 15 imigran lainnya kabur.
“Kita mengucapkan terimakasih pada warga dan pemerintahan setempat, yang sudah membantu memfasilitasi para imigran selama ini. Kita akan memenuhi segala kebutuhan mereka selama dalam perjalanan, dan yang diberangkatkan ini dibagi dalam dua gelombang dengan jumlah total 99 orang,” jelas Nasruddin, KAmis (19/05/2022).
Nasruddin memastikan, persiapan pemindahan imigran rohingya ke Pekanbaru sudah matang.
Senada itu, Asisten Satu Setda Kabupaten Bireun, Mulyadi mengucapkan terima kasih kepada warga yang telah membantu memberi layanan terbaik pada Imigran Rohingya, selama ini.
“Terimakasih kepada pemerintahan kecamtan dan juga warga yang selama ini sudah membantu dan menampung mereka disini, semoga menjadi amalan bagi semua,” kata Mulyadi.
114 Imigran Rohingya ini, ditemukan terdampar di sebuah pantai wilayah Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireun, pada Maret 2022 lalu. Masyarakat bersama Pemerintaan setempat, kemudian menampung mereka di balai desa dan ruang serba guna kecamatan jangka, hingga dipindahkan ke Pekanbaru.
Sementara itu, sebanyak 26 Imigran Rohingya yang selama ini ditampung di Balai Latihan Kerja (BLK) Meunasah Mee, Kandang, Kota Lhokseumawe, juga dipindahkan ke Pekanbaru bersamaan dengan Imigran yang ditampung di Jangka, Bireun.
Koordinator Yayasan Geutanyo, Nasruddin, meminta kepada pemerintah aceh untuk bisa menyediakan satu lokasi untuk penampungan sementara bagi para imigran Rohingya, mengingat seringnya mereka terdampar di pesisir Aceh dalam perjalanan laut menuju Malaysia dan Australia. (Yan)