Mobil listrik ciptaan Tim Malem Diwa Universitas Syiah Kuala (USK) yang bernama Malem Diwa Urban R.5.0 siap berkompetisi pada ajang Shell Eco Marathon Asia 2022 di Sirkuit Mandalika pada Oktober 2022 mendatang.
Mobil listrik Urban R 5.0 yang merupakan inovasi mahasiswa Fakultas Teknik USK tersebut, merupakan penyempurnaan ciptaan sebelumnya yang memiliki sejumlah keunggulan. Bobot body sangat tingan yaitu 7 kilogram, lebih ringan dibandingkan generasi sebelumnya mencapai 40 kilogram.
“Bobot ini jauh lebih ringan dari generasi sebelumnya yaitu 40 Kg,” kata Ketua Tim Malem Diwa, M Haikal Mahadi, Jumat (16/9/2022).
Urban R 5.0 ini, sebutnya menggunakan serat carbon yang membuat bobot lebih ringan. Begitu pula aksesoris mesin lainya didesign lebih efisien. Mobil listrik ini menggunakan baterai 2.400 watt yang mampu menempuh jarak 20 Km/jam setiap pengisian baterai. Adapun kecepatannya 130 KM/kWh jauh melampui generasi sebelumnya yang hanya 57,5 KM/kWh.
“Jadi kita berupaya meningkatkan efisiensi mobil listrik ini,” ucapnya.
Dekan Fakultas Teknik USK Prof. Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC menjelaskan sejarah singkat Tim Malem Diwa, yang terbentuk sejak Juni 2015 untuk mengikuti Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) di Malang. Menariknya, Tim ini mampu meraih peringkat empat besar nasional untuk katagori Prototype Listrik.
Selanjutnya, sejumlah prestasi gemilang berhasil diraih Tim Malem Diwa USK baik skala nasional dan internasional. Di antaranya, peringkat delapan kelas Urban Concept di Shell Eco Marathon Asia 2018 di Singapura, dan peringkat sebelas pada kelas yang sama di Shell Eco Marathon Asia 2019 di Malaysia.
“Mobil listrik ini telah menjadi Icon mahasiswa kita, bahwa kita punya inovasi yang diakui dunia internasional,” ucapnya.
Perwakilan Shell Indonesia Susi Hutapea mengatakan USK patut berbangga atas capaian ini. Mengingat kompetisi ini akan diikuti sekitar 70 peserta dari 12 negara dan bertanding di Sirkuit kelas dunia. Selain itu, inovasi ini menunjukkan mahasiswa USK mampu berpikir visioner untuk meletakkan pondasi pembangunan bangsa.
“Mendapat undangan masuk sirkuit saja merupakan prestasi. Karena aturannya sangat ketat dan persaingannya antar negara,” ucapnya.[acl]